Dipaparkan sebelumnya tiga dari lima fauna pengguna bau sebagai benteng pertahanan diri. Dua fauna lainnya adalah:
Kaki seribu
Fauna yang satu ini agak menipu dari penampilan. Secara fisik, mereka mirip cacing, mereka juga bukan serangga, melainkan arthropoda yang lebih dekat degan kepiting dan laba-laba.
Lalu, dari segi nama pun kaki seribu menipu. Jumlah kaki mereka tepatnya "hanya" 750. Dan, meski kerap ditampilkan dalam film-film horor, spesies ini tidak memakan manusia, mereka hanya mengonsumsi daun.
Ia memiliki beberapa predator, termasuk kadal, burung, dan serangga. Uniknya, cara mereka mempertahankan diri adalah dengan menggelung yang malah membuatnya tampak menarik bagi mata manusia. Tapi terkadang mereka juga menyemprotkan cairan pertahanan yang bisa menimbulkan iritasi pada kulit, menyakiti mata, dan meninggalkan aroma kuat pada yang menerimanya.
Paul Marek dari Department of Entomology at Virginia Tech dalam perbincangan dengan National Geographic, menyatakan bahwa kaki seribu punya 30 sekresi kimia berbeda. Jadi, bau yang dihasilkan tergantung dari kaki seribu jenis apa yang Anda temui.
Berhati-hatilah jika Anda bertemu dengan dua jenis ini: Apheloria virginiensis dan Narceus americanus. Nama kaki seribu pertama yang disebut menghasilkan aroma seperti minuman soda rasa ceri dan melepaskan sianida. Sementara Narceus americanus melepaskan benzoquinone yang bisa membekas di tangan.
"Pertahanan diri mereka sesungguhnya untuk hewan yang lebih kecil. Jadi jika ada burung yang menangkap mereka dan merasa terganggu, si burung akan meletakkan mereka kembali," kata Marek.
"Bila Anda mengangkat mereka, ada baiknya Anda mencuci tangan." tambahnya. Menurut Marek yang pernah menjilat langsung rasa kaki seribu, disebutkan rasanya tidak enak, pedas, dan ada rasa membakar.
Sea hare
Spesies yang satu ini beracun, maka itu tidak masuk dalam pilihan favorit dalam rantai makanan. Meski demikian, fauna yang termasuk siput laut ini punya bau kuat berupa sekresi mirip tinta ungu berlendir yang merupakan campuran tinta dan opaline.
Studi tahun 2010 menyebut zat tersebut membuat makanan jadi kurang enak bagi para predator. Peneliti melihat bagaimana lobster yang terkena tinta ini langsung menggerakkan ekornya dan menggosok bagian mulut.
Studi lain menyebut bagaiman tinta ini menyebabkan predator tidak bisa mencium makanan yang potensial. Dengan kata lain, sea hare membuat hidung predatornya tidak bisa mencium aroma makanan nikmat.
Hewan pengguna bau lainnya di tautan ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR