Berbeda dengan kebanyakan alat musik Jawa da-lam area skala tonalitas pentatonik, alat mu-sik kentong ini ada di dalam wilayah tonalitas diatonik yang bila ditilik secara koridor nada, lebih “bersahabat” dengan sistem penadaan yang dianut mu-sik secara general di dunia. Skala nada pentatonik yang terbagi menjadi titi laras slendro dan pelog, membatasi ruang gerak aransemen, dan membuat keleluasaan pemusik dengan skala pentatonik terbatas.
Hal ini tidak terjadi dalam alat musik kentong.Totalitas diatonik telah membuka gerbang musik tektek untuk lebih bersahabat di indra pendengaran orang-orang awam. Musik tektek adalah contoh musik rak-yat yang berhasil menarik perhatian ba-nyak orang. Memang seperti ini seharusnya musik: berdiri sama tinggi, duduk sama rendah di hadapan publik.
*Kisah ini pernah diangkat dalam National Geographic Traveler Indonesia edisi April 2011.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR