Sebelumnya banyak ekspedisi telah dilakukan dengan tujuan untuk menangkap belut di tempat pengumpulan misterius larva-larva itu. Namun semuanya gagal.
Perkembangan pemancar satelit yang canggih baru-baru ini membuka peluang baru bagi para peneliti. Julian Dodson dan timnya menempelkan pemancar ini pada 22 belut yang ditangkap di Nova Scotia dan 16 belut dari Muara Sungai Saint Lawrence.
Dalam minggu-minggu berikutnya, 28 pemancar ini muncul kembali di berbagai wilayah Atlantik dan mengirimkan data yang telah mereka rekam.
Analisis data mengungkapkan bahwa semua belut mengadopsi jalur dan pola migrasi yang serupa. Di dekat garis pantai mereka tampaknya menggunakan tingkat salinitas dan suhu untuk menemukan laut lepas.
Seekor belut memberikan data segmen laut dari migrasi tersebut. Pemancarnya menunjukkan bahwa ia berbelok ke selatan saat mencapai tepi landas kontinen, dan langsung menuju ke Laut Sargasso.
Baca Juga: Menjadi Misteri Selama 130 Tahun, Makam ‘Manusia Gajah’ Akhirnya Ditemukan
Dalam 45 hari, belut ini ditangkap di provinsi Quebec setelah menempuh jarak 2.400 kilometer. "Ini menunjukkan adanya mekanisme navigasi yang mungkin didasarkan pada deteksi medan magnet," tegas Profesor Dodson.
Berdasarkan rute yang direkonstruksi dalam studi ini, para peneliti menyarankan migrasi belut Amerika atau Anguilla rostrata dilakukan dalam dua fase. Fase pertama di atas landas kontinen dan di sepanjang tepinya di perairan dangkal. Sedangkan fase kedua di perairan yang lebih dalam lurus ke selatan menuju area pemijahan.
"Kami tahu bahwa jutaan belut Amerika bermigrasi untuk bereproduksi, tetapi belum ada yang pernah mengamati belut-belut dewasa di laut terbuka atau Laut Sargasso. Bagi seorang ilmuwan, ini adalah misteri yang menarik," ujar Dodson.
"Studi ini adalah bukti langsung pertama dari Anguilla dewasa yang bermigrasi ke Laut Sargasso dan merupakan langkah maju yang penting dalam memahami rute dan isyarat migrasi," simpul para peneliti dalam laporan studi mereka.
Baca Juga: Seorang Pria Memasukkan Belut ke Anusnya demi 'Sembuhkan' Sembelitnya
Source | : | Science Daily,Nature Communications |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR