“Jaringan 'Deep Learning' sudah memiliki ribuan foto wajah manusia dan mampu menciptakan wajah orang yang hampir realistis dan juga bisa menyesuaikan wajah yang diunggah di 'Latent Space' dari total semua yang telah dipelajari oleh model tersebut,” Uterwijk menjelaskan.
“Saya pikir wajah manusia tidak berubah secara dramatis selama ribuan tahun dan terlepas dari gaya rambut dan rias wajah, orang-orang yang hidup di masa lalu mungkin sangat mirip dengan kita," ungkap Uterwijk. Dia melanjutkan, "Akan tetapi, kita terbiasa melihat mereka dalam gaya bentuk seni kuno yang jauh sebelum penemuan fotografi.”
Baca Juga: Mengenal Shamsia Hassani, Seniman Jalanan Wanita Pertama Afganistan
Baca Juga: Michaelangelo-nya Microsoft Excel, Seniman Bernama Tatsuo Horiuchi
Tidak hanya menggambarkan bangsawan seperti Tutankhamun dan Elizabeth I dalam potret yang realistis, Uterwijk juga menerapkan manipulasi digitanya pada karya seni terkenal termasuk patung David karya Michelangelo dan lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci.
“Aplikasi Ai berkembang dengan kecepatan yang luar biasa dan itu akan memengaruhi semua segmen masyarakat kita,” ujar Uterwijk. “Sama seperti fotografi mengubah bentuk lukisan, teknik berbasis AI akan mulai memengaruhi seni dan fotografi.”
Baca Juga: Telusur Riwayat Perkembangan Seni Ilustrasi Botani di Indonesia
Baca Juga: Pusparagam Cycloop: Pulau Asei, Hunian Seniman Lukis Tradisi Sentani
Secara singkat, Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan buatan yang diciptakan manusia. AI didesain untuk bisa menirukan kemampuan manusia. Karakteristik ideal peranti ini adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.
AI memiliki dua kategori yaitu lemah atau kuat. AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai AI sempit adalah sistem yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu. Asisten pribadi maya, seperti Apple Siri, adalah bentuk AI yang lemah. Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum adalah sistem dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa campur tangan manusia.
Baca Juga: Ragam Penggambaran Iblis oleh Pelukis dan Penyair dari Masa ke Masa
Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR