Bali dan Jakarta masih menjadi tujuan favorit masyarakat Indonesia dan internasional untuk menggelar pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition/MICE).
Demikian data lansiran International Congress and Convention Association (ICCA) yang disampaikan melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Padahal kami sudah mengembangkan berbagai strategi di daerah lain, namun ternyata sesuai data ICCA yang berpusat di Amsterdam, hanya Bali dan Jakarta saja yang menjadi tempat favorit," kata Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim di sela-sela Fieldrip Incentive Travel Destination Management Company di Sanur, Denpasar, Senin (25/11).
Berdasarkan data Country and City Rankings 2012 oleh International Association Meetings Market, disebutkan Indonesia menempati urutan 41 dari 109 negara anggota ICCA. Sementara Bali dan Jakarta masing-masing menempati peringkat ke-48 dan ke-182 dari 390 kota di dunia.
Firmansyah mengatakan pertemuan di Sanur itu untuk membahas terkait wisata insentif. Karena untuk menggarap wisata tersebut harus tahu kebutuhan dari masing-masing negara yang akan dijadikan target pemasaran.
"Untuk membuat paket wisata insentif harus melakukan kajian dan pemetaan terhadap negara yang dijadikan sasaran pemasaran. Apa yang menjadi keperluan dari pasar tersebut. Karena wisata insentif ini biasanya dibuat oleh suatu perusahaan sebagai bentuk penghargaan kepada karyawannya yang berhasil memenuhi target pekerjaan," ujar Firmansyah yang didampingi Ketua DPD Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Bali, Ida Bagus Surasana.
Menurut Firmasyah, sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perusahaan, maka kuantitas insentif perjalanan di sebuah destinasi akan menjadi ukuran bahwa tujuan wisata tersebut aman, nyaman dan menarik. "Inti dari wisata insentif tersebut adalah suatu program yang diberikan sebagai imbalan atas kinerja yang telah dicapai oleh pekerja agar mencapai tujuan lebih baik," katanya.
Sementara itu, Jane Schuildt, Founder World Marketing Group President yang hadir sebagai narasumber acara tersebut mengatakan, pada umumnya wisatawan asal Amerika Serikat menginginkan seni dan budaya.
"Wisatawan insentif asal Amerika Serikat menginginkan obyek wisata seni dan budaya. Karena itu peluang cukup besar di Indonesia, khususnya Bali. Objek ini bisa dikemas dalam satu tempat, sehingga wisatawan tersebut tidak harus berlama-lama keliling dalam perjalanannya," katanya.
Jane melanjutkan wisatawan tersebut lebih banyak ingin menikmati objek wisata di satu tempat. "Mereka selain berwisata juga melakukan outbound sehingga mereka merasakan bersantai dan saling memotivasi kerja setibanya di negaranya," tambah Jane.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR