Dalam legendanya, kereta Sinterklas ditarik menggunakan tenaga kawanan rusa. Rusa Sinterklas adalah sekawanan rusa kutub yang dipakai Sinterklas untuk menarik kereta salju berisi hadiah Natal untuk anak-anak.
Tim rusa kutub Sinterklas terdiri dari Dasher dan Dancer, Prancer dan Vixen, Comet dan Cupid, Donder dan Blitzen. Nama-nama kedelapan ekor rusa tersebut mulai banyak dikenal orang setelah ditulis dalam puisi A Visit from St. Nicholas terbitan tahun 1823.
Namun, fakta apa saja di balik hewan liar ini?
Hewan yang erat dengan Hari Raya Natal ini dapat bertahan hidup pada suhu minus 60 derajat Celcius, dan mampu berjalan selama ribuan kilometer. Selain itu, berikut adalah 4 fakta menarik tentang herbivora Arktik favorit ini.
1. Batalion Rusa Kutub
Pada Perang Dunia II, di gurun sekutu mengandalkan bantuan unta. Sementara di Arktik, Soviet merekrut 6.000 rusa kutub. Rusa-rusa itu digunakan untuk mengangkut pasokan, membawa tentara yang terluka, bahkan menyeret pesawat rusak melalui salju.
2. Rusa yang Bisa Terbang
Pandangan tentang si rusa Santa yang bisa terbang berawal pada tahun 1822 dari The Night Before Christmas yang ditulis Clement Clarke Moore. Ratusan monolit batu berusia 4.000 tahun yang ditemukan di seluruh dataran Mongolia menggambarkan rusa terbang (bersama dengan senjata). Suku nomaden yang menciptakan batu mungkin menerapkan ukiran berdasarkan keyakinan mereka. Pasukannya akan menato diri dengan gambar rusa kutub dan burung, yang melambangkan pendakian ke surga.
3. Balapan Rusa Kutub
Rusa kutub memang memiliki kecepatan tinggi saat berlari. Mereka bisa mencapai kecepatan 80 kilometer per jam pada saat sprint. Hali itu menjadi alasan bahwa orang-orang telah memanfaatkan rusa kutub untuk balapan. Tidak seperti pacuan kuda yang ditunggangi jokinya, balapan rusa kutub ini mengandalkan papan ski. Pemacunya, ada di belakang rusa dengan berpegangan pada seutas tali yang dikaitkan ke rusa.
Itulah sekelumit fakta menarik tentang rusa kutub yang memiliki keterkaitan erat dengan Sinterklas ini.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR