Rata-rata kebutuhan penggunaan listrik per tahun tiap rumah di Inggris turun dari 720 kilowatt-hours pada tahun 1997 menjadi 508 kWh pada tahun 2012 atau sekitar 29 persen. Menurut Brenda Boardman, peneliti dari Environmental Change Institute, University of Oxford, Inggris, penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh ditinggalkannya lampu bohlam yang tidak efisien.
Dari tahun 2007 sampai 2012, beban puncak kebutuhan listrik di Inggris juga turun dari 61,5 gigawatt menjadi hanya 57,5 gigawatt.
Terbuktinya manfaat penggunaan lampu yang efisien merupakan kabar gembira bagi negeri yang harus bekerja keras menjaga pasokan listriknya. Sebagai informasi, sejumlah pembangkit listrik tua Inggris akan dipensiunkan dalam beberapa tahun.
Padahal, kapasitas listrik dari sumber energi terbarukan masih belum mencukupi. Selain itu, reaktor nuklir yang direncanakan akan dibangun di Hinkley Point masih perlu waktu beberapa dekade sampai mampu memasok energi. Artinya, risiko kekurangan daya akan semakin meningkat dalam 5 tahun ke depan.
Mati lampu sendiri kemungkinan akan terjadi pada masa-masa beban puncak listrik. Di Inggris, dan negara-negara lain di belahan bumi utara, umumnya hal ini terjadi pada bulan Desember, saat orang semakin banyak menggunakan listrik untuk penerangan karena siang hari berlangsung lebih singkat.
"Waktu terparah adalah sore hari saat rumah mulai butuh listrik sementara perkantoran masih melakukan aktivitas," kata Boardman. "Lampu hemat energi akan memungkinkan lampu tetap bisa dinyalakan," ucapnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR