Onomi Foimoi! Selamat Datang! Dalam pelukan Pegunungan Cyclops, Danau Sentani menyambut wisatawan dengan panorama menakjubkan. Biru dan luasnya danau seakan sebuah laut dalam.
Semakin seperti laut karena spesies ikan yang ada di dalam danau ini. Ya, ikan endemik yang tenar mendiami danau ini adalah hiu gergaji. Sayangnya hiu gergaji diperkirakan sudah punah karena sejak lama tak terlihat.
Ukuran danau yang luas menjadikan Danau Sentani sebagai danau terbesar di Papua. Luasnya lebih dari 9 ribu hektar. Karena berada di ketinggian, hawa di Danau Sentani begitu sejuk. Namun tetap saja, seperti sebagian besar wilayah di Papua, saat siang hari kawasan ini ibarat memiliki 9 matahari. Begitu panas.
Ada banyak pulau-pulau kecil yang tersebar di danau ini. Ada sekitar 22 pulau dan sebagian besar dihuni Suku Sentani. Ada sekitar 24 kampung yang menempati Danau Sentani. Masing-masing kampung begitu unik dan memiliki tradisi masing-masing.
Misalnya penduduk di Pulau Asei yang terkenal dengan kerajinan kulit kayu. Lalu, di Desa Taturi yang penduduknya mahir membuat lukisan batu.
Walau beragam, ada yang menyatukan kampung-kampung ini, yaitu kesamaan legenda. Sebuah legenda menyebutkan bahwa orang yang menetap di Danau Sentani berasal dari Papua Nugini. Leluhur mereka ini datang dengan mengendarai naga.
Sampai saat ini legenda tersebut bisa tercermin dari hasil kerajinan masyarakat Sentani. Seperti di lukisan kayu karya penduduk Pulau Asei.
Danau Sentani menjadi tenar karena adanya festival tahunan yaitu Festival Danau Sentani yang berlangsung setiap bulan Juni. Danau ini di kala festival ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun asing.
Sewalah perahu atau ikut pesiar yang disediakan biro perjalanan setempat. Lalu jelajahi pulau-pulau Danau Sentani. Lihat keunikan tradisi Sentani, menyantap sagu, sampai berenang di danau. Atau, sekedar menikmati panorama di tepi Sentani nan cantik.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR