Dalam sepekan terakhir, kabar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan mengundurkan diri tengah marak di media. Kabar itu mengundang reaksi pengguna media sosial yang menginginkan Bu Risma, begitu ia akrab disapa, untuk tetap memimpin Surabaya.
Di media sosial Change.org, terdapat tiga petisi digital yang menginginkan Risma urung mundur. Niat mundurnya Risma sebelum masa kepemimpinannya berakhir pada Oktober 2015 disebut akibat tekanan politik.
Padahal, selama ini Risma membuahkan sejumlah prestasi dalam membenahi dan menata Kota Surabaya. Penghargaan Adipura diraih pada 2011, 2012, dan 2013 untuk kategori kota metropolitan yang layak dihuni.
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku tidak akan menghamburkan APBD untuk proyek kegiatan yang sebenarnya dapat dilakukan sendiri, tanpa bantuan pihak ketiga.
Contohnya, ia mengaku menyusun sendiri konsep pengembangan suatu kawasan di Surabaya. Tidak membutuhkan jasa konsultan dalam hal pengembangan kawasan yang dinilainya terlalu boros—menghabiskan anggaran ratusan juta bahkan miliaran rupiah.
Sejumlah rencana pengembangan kawasan yang dilakukan Pemkot Surabaya akhir-akhir ini untuk mendongkrak aktivitas perekonomian warga Kota Surabaya.
Angka kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke Surabaya terus meningkat sejak tahun 2010. Bahkan peningkatan mencapai dua kali lipat setiap tahunnya.
Tercatat ada puluhan taman di Kota Pahlawan itu yang kini menjadi indah. Warga Surabaya memiliki ruang terbuka hijau (RTH) berstandar internasional yang bisa dimanfaatkan untuk olahraga, rekreasi, atau sekadar bersantai.
Salah satunya adalah Taman Bungkul, yang ikon kota Surabaya. Terletak di Jalan Raya Darmo, dulu taman ini dipenuhi PKL dan terlihat kumuh. Namun, sejak dipegang Risma, semua berubah.
Risma mengorganisasikan kebersihan kota dengan beberapa metode, seperti menggerakkan pasukan kebersihan, pasukan pematusan untuk drainase, dan pasukan lainnya untuk membereskan persoalan sampah dan saluran lain.
Selain itu, juga degan membuat bank sampah, gunanya agar masyarakat sadar memilah sampah sejak di rumah. Risma juga membuat gebrakan kampung hijau di sejumlah lokasi kumuh di Surabaya.
Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake menilai, Surabaya adalah kota yang dinamis dan tertata dengan baik. Kondisi tersebut, menurut dia, sangat berpotensi menarik minat investor dari luar negeri.
"Reputasi dan prestasi Surabaya di bawah pimpinan Tri Rismaharini sudah terdengar sampai AS. Beliau (Risma) banyak melakukan terobosan positif yang berguna bagi masyarakat," kata Robert yang menemui Risma kala itu seputar wacana membangun Universal Studio atau pusat hiburan di Surabaya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR