Nationalgeographic.co.id—Survei terhadap 4.300 kucing yang mewakili 26 kelompok ras kucing telah mengungkapkan tujuh kepribadian dan perilaku kucing, dengan perbedaan signifikkan yang diamati antar ras. Survei tersebut menggunakan kuesioner komprehensif baru yang dikembangkan oleh para peneliti di University of Helsinki.
Menurut peneliti, kucing adalah hewan peliharaan yang paling umum, dan perilaku kucing semakin diselidiki karena berbagai masalah perilaku. Topik lain yang menarik selain sifat perilaku adalah kepribadian karena dapat dihubungkan dengan masalah perilaku. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Animals.
Salla Mikkola, peneliti doktoral dari University of Helsinki dan Folkhalsan Research Center mengatakan, dibandingkan dengan anjing, lebih sedikit yang diketahui tentang perilaku dan kepribadian kucing. Daan ada permintaan untuk mengidentifikasi masalah terkait dan faktor risiko.
"Kami membutuhkan lebih banyak pemahaman dan alat untuk menyingkirkan perilaku bermasalah dan meningkatkan kesejahteraan kucing. Tantangan perilaku paling umum yang terkait dengan kucing berhubungan dengan agresi dan eliminasi yang tidak tepat," tulisnya dalam rilis.
Kepribadi dan perilaku kucing disurvei melalui total 138 pernyataan yang dirancang dalam kuesioner oleh kelompok penelitian Profesor Hannes Lohi. Kuesioner mencakup bagian komprehensif tentang latar belakang dan informasi terkait kesehatan.
Pada survei ini, para peneliti menghubungi pemilik kucing yang menanggapi kuesioner satu sampai tiga bulan lalu. Peneliti meminta mereka untuk mengisi kuesioner lagi atau meminta orang dewasa lain yang tinggal di rumah yang sama untuk menanggapi kuesioner tentang kucing yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai reliabilitas kuesioner baik secara temporal maupun antar responden.
Baca Juga: Sains Kucing: Bagaimana 'Garfield' Mendapat Pola Unik Ditubuhnya
Berdasarkan dua kumpulan data tambahan yang dikumpulkan melalui metode ini, adalah mungkin untuk mengevaluasi keandalan kuesioner secara temporal dan antar responden.
“Dengan membandingkan respons, kami mencatat bahwa respons yang diberikan untuk kucing yang sama sangat mirip, sementara sifat kepribadian dan perilaku ditemukan dapat direproduksi dan dapat diandalkan. Dalam hal ini juga, kuesioner berfungsi dengan baik,” kata Mikkola.
Hasilnya, para peneliti kemudian mengidentifikasi setidaknya tujuh kepribadian dan perilaku kucing secara keseluruhan.
Berikut 7 kepribadian dan perilaku kucing yang berhasil diidentifikasi para peneliti:
1. Aktif/penuh kesenangan
2. Ketakutan
3. Agresif terhadap manusia
4. Ramah terhadap manusia
5. Ramah terhadap sesama kucing
6. Masalah kotak pasir (Buang air di tempat yang tidak pantas, presisi dalam hal kebersihan kotak pasir dan bahan substrat)
7. Perawatan berlebihan
Baca Juga: Investigasi Ungkap Penyebab Kematian Misterius 330 Kucing di Inggris
Mikola menjelaskan, terlihat perbedaan dalam prevalensi sifat antar keturunan selain individu. Perbedaan kepribadian yang jelas dapat ditemukan di antara ras.
"Ras yang paling menakutkan adalah Russian Blue, sedangkan Abyssinian adalah yang paling tidak menakutkan. Bengal adalah ras yang paling aktif, sedangkan Persia dan Exotic adalah yang paling pasif," jelasnya.
Ia melanjutkan, ras yang menunjukan perawatan berlebihan adalah Siam dan kucing Bali. Sedangkan Turkish Van memiliki skor yang jauh lebih tinggi dalam agresi terhadap manusia dan lebih rendah dalam kemampuan bersosialisasi terhadap kucing.
Para peneliti ingin menekankan bahwa tidak ada perbandingan berpasangan antara keturunan yang dilakukan pada saat ini. Para peneliti ingin mendapatkan gambaran kasar tentang apakah ada perbedaan sifat kepribadian antar ras.
Baca Juga: Enam Satwa Ini Memiliki DNA Mirip Manusia, Kucing Salah Satunya
"Dalam studi lebih lanjut, kami akan menggunakan model yang lebih kompleks untuk memeriksa faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan perilaku bermasalah. Dalam model ini, kami akan mempertimbangkan, selain jenisnya, usia kucing, jenis kelamin, kesehatan, dan berbagai faktor lingkungan," kata Mikkola.
Sementara itu, Profesor Hannes Lohi dari University of Helsinki menjelaskan, perilaku dan kepribadian kucing memang dapat dipelajari, misalnya, melalui kuesioner yang ditujukan kepada pemilik kucing. Kuesioner semacam itu dapat mengukur perilaku kucing dalam jangka panjang dan dalam keadaan sehari-hari, yang tidak mungkin dilakukan dalam tes perilaku.
Selain itu, kucing tidak selalu berperilaku dalam pengaturan pengujian dengan cara yang khas dari diri mereka sendiri. Karena sifatnya yang subjektif, keandalan kuesioner harus dinilai sebelum data dapat dimanfaatkan lebih lanjut.
Ia menambahkan, keandalan kuesioner perilaku kucing sebelumnya belum diukur dengan cara yang serba guna, dan juga tidak sekomprehensif penelitian kali ini.
"Secara internasional, penelitian kami adalah survei yang paling luas dan signifikan sejauh ini, dan memberikan peluang bagus untuk penelitian lebih lanjut," jelasnya.
Baca Juga: Temuan Rangka Kucing Bukti Peliharaan Kaum Pengelana di Jalur Sutra
Source | : | University of Helsinki Press,Journal Animals |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR