Dalam tahun ini, Museum Sejarah Jakarta akan membuka Ruangan Pangeran Dipanagara. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada Pangeran Dipanagara, mengingat Museum Sejarah Jakarta pernah menjadi tempat penahanan Pangeran Dipanagara dan keluarganya sebelum diasingkan ke Manado.
“Kami ingin menyediakan ruangan untuk Pangeran Dipanagara, sebagai pahlawan yang pernah ditahan di sini,” ujar Enny Prihantini, Direktur Museum Sejarah Jakarta, Selasa (5/3).
Sejarawan Peter Carey yang merilis buku terbarunya berjudul Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785 – 1855) di hari yang sama, mengembalikan dua surat dari Pangeran Dipanagara yang ditemukan di dalam arsip militer di Breda, Belanda untuk disimpan di Museum Sejarah Jakarta.
Surat dengan aksara Jawa tersebut merupakan tulisan tangan asli milik Pangeran Dipanagara yang ditujukan kepada ibu dan puteranya. “Ini merupakan salah satu kekayaan dari warisan sejarah Indonesia,” ujar Carey.
Menurut Enny, nantinya kedua surat milik Pangeran Dipanagara tersebut akan menjadi bagian dari Ruang Dipanagara. "Kami akan hunting koleksi-koleksi mana saja yang akan dimasukkan di Ruang Dipanagara. Surat tersebut salah satunya," kata Enny.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR