Pengamat perubahan iklim sekaligus dosen Fakultas Kehutanan Universitas Bengkulu, Gunggung Senoaji, memprediksi dalam 20 tahun ke depan Pulau Tikus akan hilang akibat abrasi.
Prediksi ini didasari atas beberapa riset yang pernah dilakukan, bahwa abrasi di pulau tersebut mencapai lima meter per tahun. "Diprediksikan dalam 20 tahun kedepan pulau ini akan hilang karena kerusakan parah oleh hantaman gelombang," kata Gunggung Senoaji, Minggu (23/3).
Saat ini luas pulau tersebut hanya tersisa 0,77 hektar. Padahal luas pulau tersebut awalnya dua hektar.
Ia mengaku pesimistis jika penyelamatan pulau tersebut dapat dilakukan mengingat lemahnya perhatian pemerintah setempat.
"Kalau sekarang mau diselamatkan membutuhkan dana besar dengan menimbun dan memasang pemecah gelombang, selanjutnya penanaman tumbuhan mangroove juga harus cepat dilakukan," kata dia.
(Baca juga Abrasi nan Gila, Ancaman Serius Bagi Kedaulatan NKRI)
Selain ancaman kehilangan pulau, ditemukan juga kerusakan parah pada terumbu karang, akibat aktivitas bongkar muat perusahaan pertambangan batubara yang beberapa waktu lalu. Padahal kata Gunggung, terumbu karang sangat berperan dalam menyerap gas karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Pulau Tikus merupakan sebuah wilayah berjarak beberapa mil dari Provinsi Bengkulu, menuju lokasi ini harus menggunakan perahu motor dengan memakan waktu satu jam. Di pulau ini juga terdapat mercusuar yang juga dapat memandu kapal-kapal yang melewati perairan Bengkulu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR