Tensi terus mendidih hingga Juni 1969. Kedua negara terlibat kualifikasi Piala Dunia 1970 Meksiko. Pada pertandingan pertama di Tegucigalpa, ibu kota Honduras, El Salvador takluk 0-1. Namun, suporter tuan rumah justru dikasari. Bendera dan lagu kebangsaan tuan ruma juga mendapat cemoohan dari suporter El Salvador.
Tak heran, perseteruan meluas ke luar stadion. Sikap konsulat terhadap imigran El Salvador semakin keras. Ada juga kasus pembunuhan warga negara El Salvador di Honduras secara brutal.
Sepekan kemudian, El Salvador menjadi tuan rumah dan menang dengan tiga gol tanpa balas. Fans kedua tim terlibat tawuran di jalan-jalan. Puluhan mobil dibakar, dan rumah sakit penuh korban luka.
Baca Juga: Alat Politik Soekarno: Sepak Bola Sebagai Medium Perjuangan Bangsa
Lantaran belum ada aturan agregat, pertandingan ketiga dihelat. El Salvador menang 3-2, tapi Honduras tak terima dan merasa dicurangi.
Puncaknya yakni pada 14 Juli 1969. Angkatan udara El Salvador melancarkan serangan ke Honduras. Jalan utama yang menghubungkan kedua negara tak luput dari target. Armada militer El Salvador lebih dominan, sehingga pasukan Honduras harus mundur 8 km.
Baca Juga: Pahit-Manis Kenangan Piala Dunia 1938: Hindia Belanda Disikat Hungaria
Kendati demikian, Honduras berhasil memanfaatkan intensitas El Salvador melalui serangan udara. Militer El Salvador mengalami kelangkaan bahan bakar karena daerah cadangan minyak diserang oleh Honduras.
Tiada klaim kemenangan. Satu hal yang pasti, lima ribu jiwa melayang dalam pertempuran seratus jam ini. Layanan penerbangan kedua negara juga terganggu hingga satu dekade. Ketegangan baru surut pada 2006, saat presiden kedua negara berjabat tangan di perbatasan.
Baca Juga: Dari Mana Olahraga Sepak Bola Berasal? Ini Penjelasan Peneliti
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR