Saat Mesir membuat proposal pada 1869 untuk membangun sebuah mercusuar bagi Terusan Suez, Bartholdi merancang sebuah patung besar tentang perempuan berjubah yang memegang obor. Patung itu dijuluki “Mesir (atau Kemajuan) Membawa Cahaya ke Asia”.
“Mula-mula, patung itu mengambil sosok seorang perempuan petani berkerudung,” jelas Barry Moreno, yang telah menulis tentang patung tersebut, sebagaimana telah dikutip Smithsonian Institution.
“Bartholdi memproduksi sejumlah gambar di mana patung yang diusulkan itu awalnya berupa seorang perempuan petani Mesir yang perkasa, atau petani Arab, dan secara bertahap berkembang menjadi seorang dewi raksasa,” tambah Edward Berenson, yang juga menulis tentang sejarah patung Liberty.
Baca Juga: Hashshashin, Pembunuh Terampil Sekte Muslim Rahasia Persia dan Suriah
Ketika itu, sebagian besar rakyat Mesir adalah Muslim; sekitar 86 persen di Aleksandria dan Kairo, dan 91 persen di daerah lain.
Kesempatan kedua akhirnya datang juga. Saat itu, sejarawan Perancis, Edouard de Laboulaye, memunculkan gagasan tentang sebuah monumen yang dipersembahkan orang-orang Perancis bagi Amerika Serikat yang mereprentasikan Liberty Enlightening the World (Kebebasan yang Mencerahkan Dunia). Tahun 1870, Bartholdi mulai merancang patung itu berdasarkan pada desain yang dia punyai sebelumnya. Patung itu diresmikan tahun 1886.
Seberapa akrab peradaban Amerika dengan peradaban Muslim? Voice of America pernah melansir tentang kota yang namanya akrab dengan dunia Muslim.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR