Kemampuannya ia tuangkan saat memegang perusahaan gula yang bernama Oemboel. Ia juga bekerja sebagai tuinemployee (pengawas perkebunan gula) atau mandur dalam istilah melayu. Ia membayar sejumlah pribumi yang telah memiliki keterampilan di bidang perkebunan dan perindustrian gula.
Setelah menikah dengan Bezoet de Bie, MacNeill memegang tampuk kepemimpinan perusahaan Oemboel yang beroperasi di daerah pinggiran Probolinggo. Mereka juga telah melebarkan usahanya ke dekat Karesidenan Besoeki (sekarang Keresidenan Kediri), yang dinamai Wringin Anom.
Meskipun bukan merupakan pabrik gula yang pertama di Hindia-Belanda, namun semenjak perusahaan dipegang oleh Alexander MacNeill, Oemboel mulai berkembang pesat. "Ia mendatangkan sejumlah teknologi paling mutakhir di Hindia-Belanda, dengan menghadirkan Hallesche Maschinenfabrik dari Jerman yang terkenal" tulis G. Roger Knight.
Baca Juga: Seluk Beluk Cerita Kehidupan Para Nyai di Zaman Hindia Belanda
Knight menceritakan kisah pasangan kaya raya dalam tulisannya yang dimuat dalam Archipel, berjudul An ‘Indies’ Couple: Colonial Communities and Issues Surrounding Identity in the Dutch East Indies, ca. 1890-1930s, publikasi tahun 2020.
Akan tetapi, di perusahaan-perusahaan yang sudah mapan seperti Oemboel, etos sosial yang sangat berbeda berlaku. Pemiliknya memiliki keterbukaan secara sosial. Bezoet de Bie sendiri memiliki tingkat sosial yang luas di Jawa Timur, sebagaimana dengan yang dia nikmati di kampung halamannya, di Belanda.
Tak hanya Bezoet de Bie, seluruh saudara perempuannya juga menikah dengan para kreol (orang Eropa yang lahir di Hindia-Belanda) yang bekerja di perindustrian gula dan tebu. Secara terbuka juga, mereka mempekerjakan nyai hingga asisten rumah tangga yang berjumah banyak dirumahnya.
Source | : | Archipel |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR