Nationalgeographic.co.id—Sisa-sisa potongan tubuh manusia ditemukan di dalam perut seekor aligator raksasa di Amerika Serikat. Aligator raksasa itu diduga telah membunuh seorang pria di Louisiana, negara bagian tenggara Amerika Serikat tersebut.
Pejabat dari US Fish and Wildlife Service dan Louisiana Department of Wildlife and Fisheries baru-baru ini menangkap aligator itu di sekitar lingkungan Avery Estates, tidak jauh dari tempat Timothy Satterlee Sr. hilang. Timothy adalah pria lansia berusia 71 tahun yang dilaporkan hilang pada 30 Agustus lalu, sebagaimana ditulis oleh Kantor St. Tammany Parish Sheriff di halaman Facebook-nya.
Aligator sepanjang 3,7 meter dan berat 229 kilogram itu memiliki "apa yang tampak seperti sisa-sisa manusia di dalam perutnya," menurut postingan tersebut.
Istri Timothy melaporkan kepada polisi bahwa seekor aligator telah menyerang suaminya di luar rumah mereka saat kondisi di sana sedang banjir akibat Badai Ida, menurut laporan The Charlotte Observer. Sang istri sempat bergulat menarik tubuh suaminya dari cengkeraman aligator itu ke tangga depan rumah mereka sebelum pergi untuk mencari bantuan.
Namun ketika dia kembali ke rumah, suaminya telah menghilang. Para penyelidik sekarang akan bekerja dengan kantor koroner untuk mengkonfirmasi bahwa sisa-sisa tubuh di dalam perut aligator milik Timothy, menurut postingan Facebook tersebut.
Sebenarnya seberapa sering aligator menyerang manusia secara brutal seperti itu?
"Orang-orang yang terbunuh oleh aligator sangat jarang," kata Adam Rosenblatt, asisten profesor biologi di University of North Florida yang mempelajari bagaimana aligator merespons perubahan lingkungan.
Baca Juga: Buaya Empat Meter Ditemukan dengan Sisa Tubuh Manusia di Perutnya
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), antara tahun 1999 dan 2019 "hanya" ada 10 orang di wilayah tenggara Amerika Serikat itu yang mati akibat serangan aligator. Dalam periode waktu yang sama dan di daerah yang sama, hampir lima kali lebih banyak orang terbunuh oleh anjing, dan hampir 12 kali lebih banyak orang yang terbunuh oleh petir, menurut data tersebut.
"Banyak konflik manusia-aligator terjadi ketika aligator diprovokasi, baik sengaja maupun tidak, atau ketika aligator mengejar hewan peliharaan manusia," kata Rosenblatt seperti dikutip dari Live Science. Saat lapar, aligator mungkin mengejar manusia, tetapi situasi seperti itu "lebih jarang" terjadi, katanya.
Baca Juga: Temuan Artefak Kuno dari Ribuan Tahun Lalu Dalam Perut Aligator
Di seluruh dunia, aligator bertanggung jawab atas kurang dari 6% serangan fatal oleh hewan-hewan dalam kelompok yang disebut crocodilian (termasuk buaya, aligator, caiman, dan gharial), menurut University of Florida. Sekitar 4% dari serangan aligator pada manusia di AS telah menyebabkan kematian.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa aligator-aligator mengubah perilaku mereka dan secara aktif berburu selama badai di Florida, menurut University of Florida. Namun aligator-aligator itu mungkin saja muncul di tempat-tempat yang tidak terduga karena banjir yang meluas setelah badai.
Meskipun jarang, serangan aligator yang fatal memang terjadi dari waktu ke waktu. Orang-orang dapat membatasi kemungkinan konflik semacam itu dengan tidak mendekati aligator ketika mereka melihatnya; jauhkan hewan peliharaan dari danau dan kolam; hindari berenang di daerah yang diketahui ada aligatornya, terutama di malam hari; dan jangan pernah memberi makan aligator, imbau Rosenblatt.
Baca Juga: Buaya Darat? Buaya Purba Ini Berjalan dengan Dua Kaki Seperti Manusia
Source | : | Live Science,The Charlotte Observer |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR