Sebagai orangtua, siapa pun ingin anak-anaknya bisa bersekolah dengan reputasi bagus, berprestasi, dan juga memiliki fasilitas memadai. Orang selalu menganggap, gedung dan fasilitas sekolah bagus itu sesuai perkembangan zaman sehingga sekolah seperti itu dinilai berkualitas bagus pula.
Namun demikian, berapa banyak di antara orangtua itu yang lebih memikirkan kurikulum pelajaran yang diajarkan di sekolah? Pendidikan karakter seperti apa yang diajarkan di sana dan bagaimana kualitas guru-gurunya, serta budaya di sekolah itu?
"Ini ibarat melihat mutiara dalam kotak perhiasan yang cantik. Kebanyakan orang hanya fokus pada kotak pembungkus di luarnya, dan bukan pada mutiara di dalamnya. Terlalu fokus pada kotak luarnya hanya akan membuat mutiaranya jadi terlupakan. Ini paradigma yang harus diubah orangtua saat bicara pendidikan," kata Bill McIntyre, Director of International Education Practice Franklin Covey dalam seminar guru dan kepala sekolah "The Leader in Me" di Jakarta, Sabtu (5/4) lalu.
Menurut Bill, tak salah jika orangtua melihat "penampakan luar" sekolahnya, karena hal tersebut juga menjadi salah satu komponen alat peraga pendukung proses pembelajaran. Namun, rasanya semua itu akan sangat percuma jika sekolah itu tak memiliki perhatian khusus pada pendidikan dan perkembangan karakter peserta didiknya.
"Anak-anak adalah mutiara di dalam kotak, maka fokuslah untuk mendidiknya tidak hanya dari luarnya, yaitu sisi akademik tapi juga karakter dalam dirinya, khususnya tentang kepemimpinan. Ini bekal untuk mereka saat dewasa nanti," ujarnya.
Memilih sekolah, lanjut Bill, mempertimbangkan pendidikan karakter adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Dia menambahkan, pendidikan karakter kepemimpinan (leadership operating system) yang dimiliki sekolah tak kalah penting dibandingkan faktor prestasi akademik.
"Karakter dan kepemimpinan diri adalah landasan penting yang harus dimiliki setiap orang. Ini adalah kunci untuk mendidik anak yang tahu budaya, punya prestasi akademik tinggi, dan kemampuan lainnya yang dibutuhkan saat dewasa sekaligus memiliki tingkat pengendalian diri, toleransi, sopan santun, berjiwa pemimpin, serta karakter sebagai pribadi yang baik. Ini harus diajarkan sejak dini," kata Bill.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR