Pada 8 April lalu, Microsoft menutup keran dukungan teknis untuk Windows XP yang telah berumur 13 tahun. Riwayat sistem operasi lawas ini secara resmi sudah "tamat". Walaupun demikian, Windows XP ternyata masih memberi pemasukan untuk Microsoft, bahkan jumlahnya mencapai angka jutaan dollar AS. Bagaimana bisa?
Sebagaimana dilaporkan oleh Business Insider, hal itu terjadi karena Windows XP rupanya masih banyak digunakan oleh kalangan korporat. Persentasenya mencapai 44 persen, menurut data dari perusahaan manajemen perangkat Fiberlink. Nah, kalangan korporat ini rupanya enggan beralih dari Windows XP dan lebih memilih untuk membayar Microsoft agar menyalurkan dukungan teknis secara eksklusif.
Raksasa software itu memang menawarkan "custom support contract" agar pelanggan tetap dapat memperoleh update untuk Windows XP yang dipakai di komputer-komputer kantor. Namun, berbeda dengan update serupa dalam "masa hidup" Windows XP yang disalurkan secara gratis, dukungan lanjutan dari Microsoft ini mesti dibayar mahal, mencapai 200 dollar AS per perangkat untuk tahun pertama. Biaya tahun-tahun berikutnya bahkan lebih mahal lagi.
Seorang profesional TI menerangkan bahwa Microsoft mengutip 1 juta dollar AS (sekitar Rp 11 miliar) untuk menyalurkan dukungan bagi 5.000 PC di perusahaannya. Angka itu membengkak menjadi 2 juta dollar AS untuk tahun kedua, dan 3 juta dollar AS untuk tahun ketiga. Toh, banyak yang lebih memilih membayar Microsoft ketimbang melakukan upgrade.
Mereka termasuk pemerintah Inggris yang menggelontorkan 9,2 juta dollar AS ke kantong Microsoft untuk support terhadap Windows XP, Office 20013 dan, Exchange 2003 yang dipakai komputer pemerintah di sektor publik. Pemerintah Belanda juga membayar jutaan Euro untuk dukungan teknis sekitar 30.000 komputer.
Di Amerika Serikat, dinas pajak Internal Revenue Service (IRS) juga dilaporkan membayar Microsoft untuk urusan update sekitar 58.000 komputer berbasis Windows XP, walau jumlahnya tak sebesar yang lain, yaitu "kurang dari 500.000 dollar AS". Demikian pula dengan bank-bank dari berbagai belahan dunia yang masih memakai Windows XP di mesin-mesin ATM.
Meski mendatangkan uang, hal ini sama sekali bukan kabar baik bagi sistem operasi terbaru Microsoft, Windows 8 yang tak kunjung berhasil memperoleh pangsa pengguna sebesar Windows XP. Perusahaan-perusahaan yang masih memakai Windows XP perlahan-lahan akan bermigrasi. Namun tujuannya bukan Windows 8, melainkan Windows 7 yang telah berumur 3 tahun sejak diluncurkan pada 2009. Begitu selesai migrasi, boleh jadi mereka akan bertahan lama dengan Windows 7, seperti yang dilakukan selama belasan tahun dengan Windows XP.
Hasilkan Energi Melimpah dari Tenaga Angin, Skotlandia Siap Ekspor Hidrogen Besar-besaran
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR