Nationalgeographic.co.id—Penggalian di Kastel Cavustepe, Turki telah dimulai sejak lima tahun lalu. Terbaru, ditemukan dua makam dari orang-orang Urartian yang digali dari sebuah nekropolis.
Menariknya, kuburan ini mengungkapkan jenis pemakaman baru di wilayah tersebut. Dilansir dari Arkeonews, salah satu makam merupakan tempat peristirahatan orang dewasa, sementara yang lainnya adalah kuburan anak-anak.
Di bawah pimpinan profesor Rafet Cavusoglu dari Departemen Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Van Yuzuncu Yil penyelidikan di Kastel Cavustepe dan nekropolis di sekitarnya terus berlanjut. Istana tersebut diketahui dibangun pada masa pemerintahan Raja Sarduri II pada tahun 764 – 735 SM.
Dari dalam makam-makam yang telah diperiksa oleh para arkeolog didapati bahwa barang-barang berharga makam dari jenazah yang dimakamkan tidak ada di tempatnya. Tulang-tulangnya juga berada di area yang berbeda.
Profesor Rafet mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa mereka sebagian besar bekerja pada konservasi dan perlindungan di daerah tersebut.Dia menyatakan dengan temuan ini, mereka telah mencapai data yang sangat penting dalam hal arkeologi Urartian dan tradisi pemakaman.
“Sebelumnya ada kuburan cist, kuburan kamar, kuburan normal yang dikubur di tanah dan kuburan guci di area necropolis. Kami telah menemukan jenis makam baru sekarang, dalam tipe ini mayat dikubur di dekat platform,” ujar Rafet Cavusoglu.
Baca Juga: Kuburan Manusia Bersama Bekal Makam Tersingkap dari Zaman Batu Muda
“Di situs ini, kami biasanya menemukan barang-barang milik individu di kuburan. Namun, kuburan individu dewasa yang baru-baru ini ditemukan tidak memiliki apa-apa dan didapati mayatnya dalam keadaan bercampur. Misalnya, tengkorak kepala di sebelah kaki,” lanjutnya.
Dia menambahkan hal tersebut menunjukkan bahwa mayat dihancurkan. Para ahli menduga makam dibuka oleh seseorang untuk mengambil perhiasannya.
Dilansir dari Daily Sabah, peradaban Urartu atau kerajaan Van yang berdiri Zaman Besi yang terletak di dekat Danau Van dan dataran tinggi pegunungan antara Anatolia, Mesopotamia, Dataran Tinggi Iran dan Pegunungan Kaukasus.
Baca Juga: Bukan Mitos, Arkeolog Telah Menemukan Kuda Troya Asli di Turki
Peradaban yang berdiri sekitar pertengahan abad kesembilan SM ini memiliki kekuatan politik yang cukup besar di Timur Tengah. Kastel Cavustepe yang berlokasi di distrik Gurpinar, Van termasuk dalam contoh kesuksesan kerajaan ini.
Kastel ini terbagi menjadi dua bagian, atas dan bawah. Pada bagian atas terdapat kuil untuk Khaldi, Dewa Badai orang-orang Urartian dan dewa tertinggi. Sedangkan bagian bawahnya mencakup sebuah menara aja, bengkel, gudang, waduk dan bahkan harem.
Sebelumnya, di situs Kastel ini ditemukan makam dari seorang wanita. Dia dikubur bersama perhiasan berukir miliknya dan dua segel. Namun, ketika makam dibuka, kerangka manusia ini tidak memiliki tengkorak.
Baca Juga: Penemuan Patung Hygieia, Dewi Kesehatan Dalam Mitologi Yunani di Turki
Baca Juga: Lelakon Ambisi Ottoman Turki dalam Pengepungan Konstantinopel
Hal ini diduga berhubungan dengan ritual ataupun kepercayaan yang dianut. Para ahli meyakini kepala wanita tersebut dikuburkan di tempat lain yang lebih suci.
Dua segel yang didapati dari dalam makam sangat berarti bagi peneliti, karena benda tersebut pernah digunakan untuk upacara resmi. Salah satu segel terbuat dari perunggu sedangkan yang lainnya terbuat dari marmer.
“Pada zaman kuno, penguasa dan pedagang bisa membawa segel. Sangat penting ada dua segel di sini yang ditemukan pada (makam) seorang wanita. Salah satu segel memiliki ukiran pohon kehidupan dan berbagai figur. Sedangkan yang satunya lagi berbentuk singa dan ada cap di bagian bawahnya,” jelas Rafet Cavusoglu.
Temuan yang didapat dari situs ini kerap membuat dirinya dan tim terkesima. Terkait dengan penemuan terbaru berupa dua makam, Rafet Cavusoglu mengatakan bahwa pekerjaan berikutnya di situs ini akan memberikan lebih banyak informasi.
Baca Juga: Praktik Politik Gelar Keturunan Nabi Muhammad Era Ottoman Turki
Source | : | Daily Sabah,Arkeonews |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR