Dalam sebuah artikel yang menjelaskan penemuan itu, The New York Times melaporkan bahwa para perampok telah membakar tempat itu "untuk menutupi jejak mereka."
Penghuni makam yang tersisa hanyalah tubuh yang terpotong-potong di salah satu sudut makam dan kepala yang diletakkan di atas peti mati Djehutynakht. Selama lebih dari seratus tahun, sebagaimana dilansir Live Science, para peneliti bertanya-tanya dan tidak setuju tentang apakah sisa-sisa mumi ini milik Djehutynakht sendiri atau istrinya.
Selama beberapa dekade, misteri itu dibiarkan tidak terpecahkan sampai akhirnya para ilmuwan dari FBI terlibat. Temuan mereka telah diterbitkan dalam jurnal Genes pada 2018 lalu.
Baca Juga: Kematian George Herbert: Apakah 'Kutukan Mumi' Mesir Kuno Itu Nyata?
Untuk mengidentifikasi jenis kelamin mumi ini, ahli biologi FBI Odile Loreille menggunakan teknologi pengurutan DNA yang canggih. Setelah mengebor gigi yang diekstraksi dari tengkorak berusia 4.000 tahun itu, dia mengumpulkan bubuk dan melarutkannya dalam larutan kimia yang kemudian diperiksa melalui mesin salinan DNA.
Setelah memeriksa rasio kromosom seks dari DNA gigi mumi tersebut, Loreille menyimpulkan bahwa tengkorak itu milik laki-laki, sebagaimana dilansir Inverse.
Baca Juga: Mumi Amun Ra, Mumi Mesir Kuno Yang Membawa Selalu Kemalangan
"Kami tidak pernah tahu apakah itu Tuan Djehutynakht atau Nyonya Djehutynakht," kata kurator arkeologi Rita Freed kepada CNN.
Freed bekerja di Boston Museum of Fine Arts (MFA), tempat kepala mumi itu disimpan sejak 1920. Dia mengakui bahwa FBI adalah "mitra yang sangat tidak biasa" dalam hal memahami Mesir kuno, tetapi agensi tersebut ingin menguji teknologi pengurutan DNA terbaru mereka.
Baca Juga: Sains Menghidupkan Kembali Nebiri, Mumi Mesir Kuno Berusia 3.500 Tahun
"FBI tidak memiliki unit –seperti unit X-files– yang hanya menangani kasus-kasus historis," ujar Anthony Onorato, kepala unit dukungan DNA FBI.
"Dalam hal ini kami sebenarnya sedang mencoba mengembangkan prosedur (penyelidikan) kriminal menggunakan benda-benda bersejarah."
Keterlibatan dan kesuksesan FBI dalam mengungkan misteri mumi ini menunjukkan bahwa alat pencocokan DNA mereka lebih maju daripada sebelumnya. "Jika mereka dapat merekonstruksi DNA dari gigi berusia 4.000 tahun, mereka dapat merekonstruksinya dari apa saja," kata Freed.
Baca Juga: Misteri Mumi Manusia Tollund Terpecahkan Berkat Makanan Terakhirnya
Source | : | The New York Times,Inverse,CNN,Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR