Ahli paleontologi dapat mengidentifikasi struktur aneh, pertumbuhan berlebih tulang, permukaan kasar, dan lubang atau permukaan berpori di area yang tidak seharusnya—tanpa bantuan alat khusus. Akan tetapi, penerapan kemajuan medis seperti tomografi terkomputerisasi dalam paleontologi telah memungkinkan mereka mengintip apa yang terjadi di dalam fosil tulang.
"Sangat penting untuk memiliki pandangan batin dari tulang," kata Filippo Bertozzo, seorang peneliti pasca-doktoral di Royal Belgian Institute of Natural Sciences di Brussels. "Jika Anda ragu apakah suatu tulang berubah bentuk karena patologi atau proses geologis, Anda perlu melihat ke dalam."
"Jika geologi berperan, Anda tidak akan melihat perubahan dalam struktur sel." Seringkali dibutuhkan sejumlah ahli di berbagai bidang untuk memastikan diagnosis. "Studi paleopatologi lebih dari sekadar mengidentifikasi penyakit, yang membuka jendela untuk belajar tentang interaksi dengan lingkungan dan perilaku sosial," kata Penelope Cruzado-Caballero, ahli paleontologi di Research Institute of Palaeobiology and Geology of CONICET, Argentina.
Baca Juga: Empat Dinosaurus Ditemukan di Montana, Salah Satunya Mirip Burung Unta
Sebagai contoh, ahli paleontologi telah lama dibingungkan oleh tengkorak kubah Pachycephalosaurs yang tidak biasa - dinosaurus kecil pemakan tumbuhan yang merupakan pemain kecil dalam franchise film "Jurassic Park". Penemuan lesi tulang akibat cedera pada spesies dewasa menunjukkan bahwa mereka menggunakan kubah untuk membenturkan kepala—seperti hal yang dilakukan domba bertanduk besar.
Tidak hanya besar, tetapi juga tangguh
Patologi yang paling sering terdeteksi dalam catatan fosil dinosaurus adalah patah tulang. Beberapa dinosaurus tampaknya selamat dari trauma sangat parah, yang pasti membuat mereka hidup dalam kesakitan yang luar biasa.
Bertozzo telah merinci cedera yang diderita oleh salah satu Parasaurolophus walkeri, dinosaurus dengan jambul melengkung yang panjang. Fosilnya digali pada tahun 1921 dan telah dipamerkan di Royal Ontario Museum di Toronto selama beberapa dekade.
Selama bertahun-tahun, ahli paleontologi telah berfikir bahwa lekukan berbentuk V di tulang belakang dinosaurus adalah bagian dari postur alaminya—mungkin untuk mengakomodasi tutup kepalanya yang panjang.
Baca Juga: Ulughbegsaurus uzbekistanensis, Meruntuhkan Kegarangan Tyranosaurus
Source | : | CNN |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR