Seorang lelaki berjubah terlihat tertegun memandangi cakrawala. Sementara seorang ibu tampak mengandeng bocah, siap melintasi gumuk pasir. Yang mengherankan, sosok-sosok ini seolah “membeku”: tidak bergerak sama sekali. Lantas tidak jauh dari tempat mereka berada, terlihat bentukan-bentukan pipih, mirip nisan di kompleks permakaman. Terasa indah, atau malahan sebaliknya: menyeramkan, tergantung kepada imajinasi Anda saat berada di The Pinnacles, di dalam kawasan Taman Nasional Nambung, Western Australia (WA).
Taman Nasional Nambung terletak tidak jauh dari Cervantes, kota yang berada di pertengahan jalur antara Perth, ibu kota WA menuju Batavia Coast di pesisir Australia bagian barat (artikel tentang tenggelamnya gerbang Batavia, Jakarta bisa dilihat di sini dan nama Batavia diabadikan menjadi nama pesisir ada di sini). Nama ‘nambung’ dipetik dari bahasa suku asli yang mendiami kawasan ini. Artinya berkelok-kelok sampai kering.
Berjenis flora dan fauna Australia dapat dijumpai di sini. Untuk tumbuhan, salah satunya tanaman berbunga, Banksia prionotes. Sementara satwanya, antara lain reptil seperti biawak dan ular, berjenis-jenis burung sampai mamalia seperti kanguru kelabu.
Tidak kalah menarik, di Taman Nasional Nambung terdapat kawasan semacam gurun dengan bentukan karang yang dikenal sebagai The Pinnacles. Pengunjung seolah dibawa ke alam imajinasi dengan bentukan sosok-sosok misterius tadi.
Sosok-sosok karang di kawasan The Pinnacles terbentuk dari remukan cangkang kerang di perairan sekitar Nambung yang terbawa ke daratan oleh angin. Lalu padat mengendap oleh hujan, mengalami proses kimia bersama humus dan akar-akar pepohonan sampai menghasilkan bentukan seperti yang kita lihat sekarang.
Uniknya, bentukan menawan The Pinnacles ini baru ramai di peta dunia wisata Australia pada akhir 1960-an. Mulai empat tahun silam, perjalanan menuju ke sini dimudahkan oleh jalur baru, Indian Ocean Drive. Jadi, dari Perth kita cukup menyusur ruas tepi pantai yang menghadap Samudra Hindia sampai ke Cervantes dan Taman Nasional Nambung.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR