Nationalgeographic.co.id—Lebih dari 1000 tahun yang lalu, di antara komunitas migran di distrik barat Maroko, visi dan investasi seorang wanita muslim bernama Fatima al-Fihri membuka jalan bagi pendirian universitas pertama di dunia. Fatima mendirikan sebuah masjid di kota Fez Maroko, yang kemudian berkembang menjadi Universitas al-Qarawiyyin yang terkenal.
Melansir Manchester University Press, Fatima al-Fihri lahir pada tahun 800 Masehi. Dia adalah putri Mohammed Bnou Abdullah al-Fihri, seorang pedagang kaya yang menetap di Fez bersama keluarganya pada masa pemerintahan Idris II. Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awalnya, tetapi suatu saat di awal abad ke-9, Fatima bermigrasi dengan ayah dan saudara perempuannya dari Qayrawan di Tunisia ke Fez di Maroko.
Fatimah adalah seorang muslim yang taat. Ketika Fatima mewarisi kekayaan besar setelah kematian ayahnya. Dia menginvestasikan kekayaan ini untuk mendirikan masjid dan lembaga pendidikan untuk kepentingan komunitas muslimnya. Secara bertahap, pendirian berkembang menjadi Universitas al-Qarawiyyin atau Al-Karaouine (University of al-Qarawiyyin), dinamai berdasarkan tempat kelahiran Fatima, yaitu Qayrawan di Tunisia.
Menurut sejarawan Mohammed Yasser Hilali kepada Deutsche Welle, selama hidupnya, Fatima disebut "ibu dari anak laki-laki". "julukan ini mungkin berasal dari amalnya dan fakta bahwa dia membawa siswa di bawah sayapnya," katanya.
Setelah membeli tanah dari seorang pria dari suku "Hawaara", Fatima memulai proyek pembangunannya pada awal bulan Ramadhan tahun 254 Hijriah, yaitu 859 M. Dari abad ke-10 masjid terkenal al-Qarawiyyin menjadi lembaga keagamaan pertama dan universitas Arab terbesar di Afrika Utara.
Universitas al-Qarawiyyin menarik banyak siswa dan ilmuwan terkenal. Simposium dan debat rutin diselenggarakan di sana. Menurut dokumen yang tersedia, sejumlah sarana pendidikan didirikan di universitas dan seluruh Fez. Catatan yang sama ini menyebutkan keberadaan sejumlah besar perpustakaan.
Selama berabad-abad, Universitas al-Qarawiyyin menjadi pusat spiritual dan pendidikan utama di dunia Muslim. Awalnya, di sana berfokus pada pengajaran agama dan menghafal Al-Qur'an, tetapi kemudian diperluas ke tata bahasa Arab, musik, tasawuf, kedokteran hingga astronomi.
Siswa dari seluruh dunia bepergian untuk mempelajari berbagai mata pelajaran, mulai dari ilmu alam hingga bahasa hingga astronomi, dan Fatima sendiri juga belajar di sana. Selama abad pertengahan, Universitas al-Qarawiyyin dianggap sebagai pusat intelektual utama.
Tidak mengherankan, banyak sarjana terkemuka telah belajar di lembaga terkenal ini. Rumor mengatakan bahwa bahkan Gerbert dari Aurillac yang lebih dikenal sebagai Paus Sylvester II, pernah belajar di al-Qarawiyyin. Dan dialah yang diberi penghargaan untuk memperkenalkan angka Arab (yang kita gunakan sampai hari ini) ke seluruh Eropa.
Universitas al-Qarawiyyin adalah lembaga pendidikan pemberi gelar pertama di dunia sebagaimana diakui oleh UNESCO dan Guinness World Records. Universitas al-Qarawyyin dianggap sebagai universitas paling kuno di dunia yang masih beroperasi, mendahului universitas-universitas Eropa pertama. Tanggal acuannya adalah tahun berdirinya al-Qarawiyyin sebagai masjid.
Universitas al-Qarawiyyin masih beroperasi sampai sekarang, dan di antara hal luar biasa lainnya, universitas ini memiliki salah satu perpustakaan tertua di dunia. Perpustakaan ini berisi lebih dari 4000 manuskrip, termasuk teks abad ke-14 karya sejarawan terkenal Ibn Khaldun, Muqaddimah. Perpustakaan baru-baru ini mengalami perbaikan, dipelopori oleh arsitek wanita Aziza Chaouni, yang bekerja untuk merenovasi perpustakaan.
Baca Juga: Empat Perempuan Indonesia Memburu Pertunjukan Agung di Langit Malam
Pandangan ke depan dan komitmen Fatima, di samping kontribusi tanpa pamrihnya dalam memperjuangkan kemajuan intelektual, mengarah pada pendirian universitas yang monumental. Warisan luar biasa dari dedikasi dan upaya pemberdayaannya memang layak diterima dan merupakan sumber inspirasi bagi semua orang.
Perpustakaan al-Qarawiyyin sekarang terbuka untuk umum dan, di antara harta karun lainnya, memamerkan ijazah asli Fatima al-Fihri – di atas papan kayu. Fatima al-Fihri sendiri dianggap sebagai orang suci dan dia sangat dihormati di antara orang-orang beriman terutama di Fez.
Baca Juga: Perempuan India: Pemerkosaan Bukan Seks, Pemerkosaan Adalah Kekerasan
Source | : | DW,Manchester University Press |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR