International Organization for Migration memanfaatkan analytics untuk membantu para korban relawan, dan pemberi bantuan dalam bencana topan Haiyan.
Masih segar dalam ingatan kita bencana topan Super Haiyan yang memporak-porandakan wilayah Filipina di bulan November 2013. Ribuan orang menjadi korban dan sekitar 300 ribu orang harus kehilangan tempat tinggal. Menggunakan analytics, International Organization for Migration (IMO) dapat mengelola ratusan tempat penampungan dan memobilisasi bantuan ke tempat-tempat tersebut secara cepat dan sesuai kebutuhan.
Dengan menggunakan solusi data visualization dan text mining dari SAS, IOM mengidentifikasi tempat penampungan dan mengungkapkan kekosongan pelayanan kesehatan, bantuan air dan sanitasi di beberapa wilayah. SAS Visual Analytics mengorganisasi dan menganalisis data untuk mengidentifikasi tempat penampungan korban berikut resiko kesehatannya. Hasil analisis data tersebut kemudian diberikan kepada Departemen Kesehatan, WHO, UNICEF dan mitra kesehatan lainnya agar mereka dapat segera memobilisasi bantuan dengan cepat dan tepat bagi para korban.
Dalam hitungan menit setelah data dimasukkan, monitoring tool berbasis web milik IOM yang bernama Displacement Tracking Matrix akan menyajikan sebuah peta di mana terlihat tempat penampungan berkategori bahaya karena telah melebihi kapasitas atau sumber air tercemar. IOM juga dapat dengan mudah menemukan tempat penampungan yang populasinya mengalami pertumbuhan dramatis dalam waktu singkat. Sementara analisis teks dapat mengungkapkan, misalnya, gangguan kesehatan yang terjadi di tempat penampungan.
Dalam upayanya merespon suatu kejadian/bencana dengan lebih baik, IOM juga memanfaatkan social media untuk “menutup” celah informasi yang ada. Saat bencana Haiyan, layanan telpon tidak berfungsi hampir di seluruh wilayah Filipina, tetapi IOM sangat membutuhkan informasi tentang bantuan yang sudah ada di pusat-pusat evakuasi di kota pesisir tenggara Guiuan.
Lewat analisis text mining terhadap lebih dari 10 ribu posting di Twitter, IOM dapat memperoleh informasi tentang kehancuran total struktur kota di Guiuan. Hasil analisis tersebut kemudian dikonfirmasikan dengan tim Palang Merah dan tim pengobatan Australia yang sudah berada di lokasi.
Kerjasama dengan SAS ini memperlihatkan upaya IOM merespon setiap kejadian atau bencana dengan lebih baik karena IOM adalah garda terdepan di setiap krisis kemanusiaan. Menurut I-Sah Hsieh (Global Manager of International Development, SAS), IOM berada di posisi yang tepat untuk memodernisasi upaya merespon kemanusiaan global dan menyelamatkan banyak nyawa. “Efisiensi dan pendalaman analisis akan memberi keuntungan bagi organisasi pemberi bantuan dan negara yang tergantung pada pengumpulan data selama krisis berlangsung,”ujar Hsieh.
SAS Visual Analytics memampukan pengguna mengeksplorasi data dalam berbagai ukuran, menemukan pola dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat dianalisis lebih lanjut. Laporan analisis dapat dituangkan secara visual dalam bentuk bagan/chart grafik yang mudah dipahami, lalu dimuat di web atau dibuka di tablet iPad dan Android. Sementara Text Miner akan menganalisis data terstruktur maupun tak terstruktur untuk mengidentifikasi pola dan hubungan antara kata-kata dan frasa.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR