Gunung Slamet yang mencakup lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga dan Banyumas terus mengalami peningkatan kegempaan dan letusan abu vulkanik.
Peningkatan aktivitas ini sudah terjadi sejak empat hari lalu atau hari Selasa (5/8). Data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, menyebutkan, dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (8/8) pukul 06.00 WIB tercatat 394 gempa embusan, 54 gempa letusan, satu kali tremor harmonik, dan delapan kali letusan abu vulkanik.
Menurut Sukedi selaku petugas Pos Pengamatan Gunung Slamet mengungkapkan, aktivitas Gunung Slamet meski didominasi ratusan gempa embusan namun kondisinya masih fluktuatif. “Meski ada kecenderungan kenaikan aktivitas dalam beberapa hari terakhir namun kondisinya masih fluktuatif atau masih bisa berubah naik turun sewaktu-waktu,” ungkap Sukedi, Jumat.
Selain gempa dan letusan disertai abu vulkanik, Gunung Slamet dilaporkan dalam beberapa hari terakhir mengeluarkan suara dentuman keras dan lava pijar yang kerap terjadi pada malam hari. Dentuman keras bahkan terdengar hingga radius 10 kilometer dari puncak gunung.
“Meski ada suara dentuman dan sesekali mengeluarkan lava pijar, kepada seluruh warga agar beraktivitas seperti biasa saja dan jangan mendekati radius dua kilometer dari puncak,” kata Sukedi.
Hingga kini, gunung terbesar di Pulau Jawa ini masih berstatus waspada. Sukedi mengimbau untuk seluruh pendaki tidak nekat naik ke puncak gunung untuk melakukan pendakian.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR