Pengamanan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, mulai diperketat menyusul isu ancaman yang diduga dilakukan oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui media sosial.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Marsis Sutopo, mengatakan, sebenarnya langkah pengamanan tersebut masih dalam batas wajar karena hingga saat ini belum ada ancaman langsung ke objek wisata tersebut.
"Untuk menghadapi ancaman apapun, kita tentu mengantisipasi pengamanannya, antara lain dengan menambah jumlah personel keamanan, terutama satpam, serta selalu melakukan koordinasi dengan pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur (PT TWCB) untuk keamanan di Zona I dan II. Kami juga berkoordinasi dengan aparat polisi setempat," kata Marsis seusai menghadiri Seminar 200 Tahun Penemuan Candi Borobudur di Grand Artos Hotel, Magelang, Jumat (22/8).
Koordinasi pengamanan dan penambahan personel itu, lanjut Marsis, sudah dilakukan sejak sepekan terakhir. Saat ini, mulai diadakan penjagaan malam di sekitar kompleks warisan budaya dunia itu oleh aparat kepolisian meskipun langkah itu juga biasa dilakukan saat acara-acara khusus seperti perayaan hari Raya Waisak dan Lebaran.
"Namun, kalau memang ada ancaman khusus ditambah lagi," ucap Marsis.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), Budi Susilo Soepandji, menambahkan bahwa pihaknya sudah melaporkan kepada Presiden terkait isu-isu yang menyangkut radikalisme. Budi mengatakan, sejauh ini ketahanan budaya di Jawa Tengah dan DIY termasuk cukup baik untuk menangkal isu-isu ancaman semacam ini.
"Namun, sejauh mana ancaman ini, itu menjadi tugas BIN, " tandas Budi.
Seperti diberitakan, belakangan ini beredar informasi yang menyatakan bahwa kelompok yang diduga ISIS hendak menghancurkan berbagai proyek candi di Indonesia, utamanya Candi Borobudur. Ancaman itu disampaikan melalui akun Fanpage Facebook "We Are Islamic State".
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR