Sebuah pameran untuk memperkenalkan warisan budaya bawah air diselenggarakan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Pemuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Fountain Atrium, Mall Grand Indonesia, Selasa (26/8). Pameran ini berlangsung dari 26 Agustus hingga 31 Agustus 2014.
Pameran dengan tema Rahasia Warisan Budaya Bawah Air ini digelar dengan tujuan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa warisan budaya tidak hanya ada di darat, namun di bawah air.
Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, terdapat 462 situs bawah air. Sebanyak 42 di antaranya telah diidentifikasi oleh Direktorat Peninggalan Bawah Air, yang kini sudah bergabung dalam Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Pemuseuman.
Kenyataannya, masih banyak masyarakat kurang menyadari pentingnya peninggalan bawah air. Tak sedikit pula bahkan menjualnya tanpa mengetahui arti penting sejarah situs budaya tersebut.
"Baru-baru ini kepolisan telah menangkap pencuri situs bawah laut di Kepulauan Riau," papar Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan saat melakukan peresmian pameran siang tadi.
Diperlukan kesadaran dari berbagai lapisan masyarakat untuk melindungi warisan budaya bawah air. "Museum terbesar tidaklah berada di permukaan [daratan], melainkan di bawah air," kata Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Pemuseuman.
Walaupun pelestarian cagar budaya bawah air memiliki beberapa kendala, namun harus tetap dilestarikan. Kendala seperti kondisi bawah air yang sulit diprediksi, penuh risiko, dan membutuhkan biaya besar memang tidak dapat dihindari. Bahkan sering kali, cagar budaya bawah air ini terletak pada posisi yang sulit dijangkau, sehingga rawan perusakan dan pencurian.
Kelangsungan cagar budaya bawah air di masa mendatang menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR