Proyek ambisius mengirim manusia dan membangun koloni pertama manusia di Planet Mars terdengar tak masuk akal, setelah sebuah studi independen terbaru dari para peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap kelemahan mendasar dalam misi tersebut.
Mars One, organisasi nonprofit Belanda yang mencetuskan proyek ini, telah membuka pendaftaran dan masuk pada tahap seleksi orang-orang yang turut serta dalam misi. Diumumkan sejak tahun 2012, Mars One berharap pendaratan manusia di Mars dapat terwujud dalam satu dekade ini.
Beberapa minggu lalu, peneliti MIT mempresentasikan hasil uji kelayakan melalui simulasi yang mereka lakukan dalam International Astronautical Congress di Toronto, Kanada.
Analisis menyebut misi akan gagal total terutama karena lingkungan Mars sulit untuk menanam tanaman penyokong pangan bagi koloni —untuk itu perlu menaikkan kadar oksigen di udara ke level yang justru tidak aman untuk habitat manusia.
Studi yang digawangi oleh Sydney Do, Koki Ho, Samuel Schreiner, Andrew Owens serta Olivier de Weck ini memperkirakan masalah pertama kali muncul pada hari ke-68 misi. Manusia diperkirakan akan mati lemas.
Mereka memaparkan, tak ada teknologi pembuangan oksigen yang disiapkan Mars One. Studi MIT juga menambahkan kritik terhadap aspek lain misi itu, bahwa koloni manusia di Mars tak sesederhana yang Anda kira. Peneliti mengklaim "sejumlah peluncuran yang harus dilakukan bisa lancar sampai koloni terlalu adalah terlalu optimistik."
Meski demikian, CEO Mars One Bas Landorp menanggapi dengan mengatakan studi tersebut berdasarkan asumsi yang salah. Para peneliti dianggap memakai dokumen perencanaan Mars One—yang merupakan informasi publik— dengan konsep yang terlalu kaku.
"Ada banyak masalah dari hari ini hingga pendaratan di Mars. Namun pembuangan oksigen jelas tak termasuk salah satunya," kata Landorp.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR