Nationalgeographic.co.id—Kucing dikenal tidak tahu berterima kasih, sedangkan anjing terkenal karena kesetiaannya. Namun, ini tidak terjadi dalam budaya Islam di Turki, dimana kucing dan anjing menempati tempat yang sama sekali berbeda.
"Ketika orang-orang di Turki pergi ke jalan, semua kucing akan berkumpul di sekitar mereka dan membuka mulut mereka seolah-olah akan diberi makan. Mereka adalah kucing yang bersih dan jauh dari budaya menangkap tikus, apalagi mengobrak-abrik sampah." Ekrem Buğra Ekinci.
Ia menulis tentang kondisi di Turki, tentang budaya sosial masyarakatnya yang bersahabat baik dengan para kucing. Tulisannya kepada Daily Sabah, dimuat dalam artikel berjudul Love of cats a sign of faith in Islam, publikasi tahun 2017.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Turki merupakan negara dengan mayoritas muslim. "Dalam Islam, jika air liur kucing menodai pakaian seseorang, itu tidak dianggap kotor, sedangkan air liur anjing dianggap kotor dan jika itu mengenai pakaian Anda, Anda tidak dapat beribadah di dalamnya kecuali noda itu dibilas," tambahnya.
"Itu pernah dilakukan Muhammad. Ia pernah menggunakan air untuk berwudhu, padahal didalamnya terdapat liur kucing, karena air itu telah digunakan kucingnya untuk minum," imbuh Ekinci
Pernyataan Ekinci juga merujuk kepada ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad. Salah satu kisah dilontarkan dalam tulisannya tentang kasih sayang Muhammad kepada kucing yang pernah ia temukan di tengah perjalanan.
"Ketika Nabi Muhammad menemukan seekor kucing Abyssinian hitam-putih menyusui anak kucingnya selama kampanye Uhud, dia mengubah arah tentaranya," tulis Ekinci. Sekembalinya Muhammad dari perjalananya, ia mengadopsi kucing ini dan memberinya nama Muezza atau Mu'izza.
Baca Juga: Hewan- hewan Yang Dianggap Sakral Oleh Orang-orang Mesir Kuno
"Suatu hari, dia sedikit memiringkan cangkirnya agar kucing kesayangannya dapat meminum air," tambahnya. Begitulah kehidupan Nabi bersama kucing terkasihnya. Bahkan tidak hanya kepada Mu'izza, Muhammad juga kerap melakukannya kepada kucing-kucing jalan.
Muhammad telah memberikan dan membuktikan cinta kasihnya kepada hewan, utamanya kepada kucing, "Muhammad selalu memberikan caranya tersendiri dalam memperlakukan seekor kucing. Itu yang kemudian diikuti oleh para penganut ajarannya," tulis Cem Nizamoglu.
Baca Juga: Temuan Rangka Kucing Bukti Peliharaan Kaum Pengelana di Jalur Sutra
Nizamoglu menuliskannya kepada Muslim Heritage, dalam artikelnya berjudul Cats in Islamic Culture, dipublikasi tahun 2007. Tulisannya menjelaskan tentang ajaran cinta kasih Muhammad dalam memperlakukan kucing dalam budaya Islam.
"Saat Muhammad terbangun karena suara adzan. Ia bersiap untuk sholat. Namun, ia menemukan Muezza tidur di lengan jubahnya. Alih-alih membangunkannya, ia malah menggunakan gunting untuk memotong lengan jubahnya, membiarkan kucing itu tidak terganggu dari tidurnya," tulisnya.
"Ketika Muhammad kembali dari sholatnya, Nabi menerima Mu'izza yang mendarat di kakinya, sebagai ucapan terima kasih. Ia kemudian membelai kucing kesayangannya sebanyak tiga kali," lanjut Nizamoglu.
Baca Juga: Sejarah Ringkas Gelombang Besar Penyebaran Kucing ke Penjuru Dunia
Mu'izza juga merupakan sosok yang istimewa. "Dalam satu kisah yang sering diceritakan, Mu'izza memperingatkan Muhammad akan keberadaan ular berbisa, yang kemudian menyelamatkannya dari gigitan ular yang berpotensi mematikan," tulis Cecily Kellogg.
Cecilly Kellogg mengisahkan tentang kucing kesayangan Nabi, bernama Mu'izza dalam salah satu tulisannya yang dimuat dalam Figo, berjudul 5 felines that made history, yang dipublikasikan pada tahun 2018.
Kisah lain menyebutkan bahwa ketika Muhammad tengah memberikan khotbah (Jum'at), Mu'izza sering mendarat pada pangkuan dan Muhammad memeganginya," tulis Kellogg. Muhammad mengajarkan cinta kasihnya terhadap seekor kucing.
Perannya sebagai Nabi dalam ajaran Islam, tidak hanya tentang hubungannya terhadap Tuhannya dan hubungannya dengan manusia. Lebih jauh lagi, Muhammad juga mencontohkan caranya dalam memperlakukan hewan secara baik, utamanya kepada kucing.
Baca Juga: Kucing Peliharaan Ternyata Berasal dari Timur Dekat dan Mesir Kuno
Source | : | Daily Sabah,Muslim Heritage |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR