Di Kalimantan Tengah, masa tanggap darurat bencana kabut asap yang harusnya berakhir pada 21 Oktober diperpanjang hingga akhir bulan—meskipun hujan sudah turun di sejumlah wilayah dan kabut asap mulai menipis sejak beberapa hari ini. Operasi pemadaman darat dan udara tetap dioptimalkan.
"Masa tanggap darurat diperpanjang hingga 31 Oktober, untuk memastikan asap benar-benar tidak lagi muncul dan menganggu warga," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalteng Muchtar, Kamis (23/10) di Palangkaraya.
Muchtar menyampaikan, musim hujan diprediksi datang pada awal November dan hari-hari ke depan masih tetap diwaspadai.
"Hujan turun di beberapa lokasi. Di Palangkaraya tiga hari ini tidak hujan dan kabut asap tipis sudah mulai tampak lagi. Diharapkan pada akhir bulan hujan turun semakin intensif dan membasahi lahan gambut," paparnya.
Untuk mengoptimalkan pemadaman melalui udara, lanjut Muchtar, helikopter Bolkow, pengebom air Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang sebelumnya ada di Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya, kini dipindahkan ke Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.
"Lahan gambut di sana masih rawan terbakar dan juga masih mengepulkan asap. Helikopter dipindah agar pemadaman lebih dekat dan efektif," katanya.
Helikopter Mi8-MTW dan pesawat Air Tractor juga masih melakukan pengeboman air di sekitar Tumbang Nusa, Pulang Pisau, meskipun keduanya tetap bermarkas di Palangkaraya.
Koordinator Lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca Kalteng Erwin Mulyana mengatakan, penaburan benih semai tetap harus dilakukan di ata langit daerahnya dan Kalimantan Selatan. "Suhu permukaan air laut di selatan Kalimantan sekitar 28 derajat celcius sehingga penguapan sedikit," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR