Ilmuwan dari CSIRO Oceans and Atmosphere meneliti jumlah plastik yang dimakan burung laut. Dari situlah mereka dapat mengetahui jumlah sampah plastik di lautan.
Seperti diketahui bahwa jumlah sampah plastik di lautan terus bertambah beberapa dekade ini. Ini disebabkan penggunaan plastik oleh manusia yang berlebih dan membuangnya di lautan.
Dampaknya tak hanya mengotori lautan semata, burung laut pun menjadi salah satu korbannya. Tak jarang burung laut mengira sampah plastik yang mengapung sebagai makanan.
Mereka bahkan tak dapat membedakan antara sampah plastik dengan makanan. “Burung laut kerap makan sampah plastik karena tidak dapat membedakan dengan makanan. Mereka adalah konsumen naif,” ujar Dr. Denise Hardesty, salah satu peneliti.
“Burung laut menghabiskan seluruh hidupnya di atas lautan. Mereka terbang, mencari makan, dan bermigrasi di sekitar lautan,” tambahnya.
Sebelumnya sudah ada penelitian tentang seberapa banyak sampah plastik yang dimakan burung laut. Penelitian itu menggunakan proses lavage, di mana usus burung laut dibersihkan untuk dilihat isinya. Namun cara ini dinilai tidak efektif karena tidak semua isi perut burung laut dapat dikeluarkan.
Hardesty mengembangkan metode baru, yakni mencari tahu kandungan Phthalate—senyawa kimia yang ditemukan dalam plastik. Ia meneliti seberapa banyak kandungan Phthlate yang terserap pada tubuh burung laut.
Semakin banyak kandungan tersebut terserap dalam tubuh burung laut, maka makin banyak mereka berinteraksi dengan sampah plastik di laut.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR