Seorang pria Inggris, yang angkat senjata bersama pasukan Kurdi melawan kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah, berkeras bahwa dia bukan serdadu bayaran.
Jamie Read dan James Hughes, mantan tentara Inggris, dilaporkan berada di antara 15 warga negara Barat yang turut bertempur bersama kesatuan pasukan Kurdi berjuluk "YPG".
Keduanya, yang juga angkat senjata bersama angkatan darat Inggris di Afganistan, tampil dalam sebuah foto yang tersebar di media sosial. Dalam foto tersebut, keduanya berpose bersama seorang warga Amerika Serikat, Jordan Matson.
Matson dikenal melalui pemberitaan media setelah dia mengutarakan keterlibatannya dengan kesatuan YPG di garis depan pertempuran di Suriah.
Kepada BBC, Read mengaku dia dan Hughes bukan serdadu bayaran. Dia mengatakan sengaja membantu rakyat Kurdi memerangi kaum jihadis, tanpa bayaran.
“Tidak…tidak ada bukti konkret untuk mendukung tuduhan tersebut,” ujarnya.
Read menolak menyebutkan di mana dia dan rekan-rekannya bertempur dan apakah ada warga Inggris lainnya yang terkait dengan kesatuan YPG.
Sebelumnya, sejumlah negara Barat, seperti Perancis dan AS, mengaku mempersenjatai rakyat Kurdi untuk melawan ISIS.
Bahkan, Pentagon mengatakan tentara AS akan disebar ke beberapa wilayah untuk melatih sembilan kesatuan pasukan Irak dan tiga brigade Peshmerga Kurdi.
Sementara itu, seorang jurnalis lepas, yang membantu YPG untuk mengelola hubungan media, mengatakan kepada BBC bahwa YPG menyediakan senjata, seragam, makanan, dan akomodasi kepada warga negara Barat yang ikut bertempur. Namun, lanjutnya, YPG tidak memberi uang kepada mereka.
“Saya tidak bisa berkata dengan kewenangan 100 persen mengenai motivasi mereka. Namun, kesan yang saya dapat ialah orang-orang ini telah berdinas untuk angkatan bersenjata negara mereka masing-masing dan punya perasaan kuat terhadap terorisme. Mereka melihat perjuangan kami sebagai perjuangan antara yang baik melawan yang jahat,” ujar jurnalis lepas itu.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan siapa pun yang bertempur di Suriah akan ditahan begitu menginjakkan kaki di Inggris.
Mereka akan didakwa dengan pelanggaran yang bergantung pada keterlibatan mereka dalam aksi terorisme.
Lebih dari 500 warga Inggris diduga terlibat dengan ISIS di Suriah dan 100 orang di antara mereka telah ditahan tahun ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR