Adeline Tiffanie Suwana, anak muda Indonesia pemenang KEHATI Award 2009, kembali mendapatkan penghargaan ASEAN Champions of Biodiversity 2014 melalui gerakan lingkungan yang dibangunnya, Sahabat Alam.
Berawal dengan KEHATI Award, kini Adeline Suwana menjadi yang terbaik di panggung internasional dan mengharumkan nama Indonesia.
"Terima kasih atas penghargaan ini, terima kasih kepada ASEAN Centre for Biodiversity," ujar Adeline ketika menerima penghargaan di Legend Villas, Mandaluyong, Manila, Filipina, Rabu (26/11). Dalam kesempatan itu, dia juga berterima kasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup yang selama ini mendukungnya serta Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang selalu memberikan dukungan dan dorongan.
Adeline Suwana mengawali kiprahnya di bidang lingkungan pada tahun 2008.
Ketika itu, banjir besar melanda Jakarta dan memaksanya harus mengungsi. Dia kemudian mencari tahu penyebab banjir besar yang dahulu menggenangi Jakarta setiap lima tahun sekali. Beragam jawaban dia temukan, mulai dari sampah hingga perubahan iklim.
Sejak itulah dia kemudian membentuk organisasi non-profit bernama Sahabat Alam. Bersama dengan teman-temannya, gadis yang ketika itu masih berumur 12 tahun tersebut memulai kegiatan pertamanya, yaitu menanam mangrove di pesisir Jakarta.
Sejalan dengan semangatnya yang terus berkobar, Sahabat Alam pun terus berkembang dari tahun ke tahun. Beragam kegiatan sudah dilakukan di antaranya konservasi penyu sisik, konservasi terumbu karang, wisata edukasi ke daerah konservasi, membersihkan pantai secara berkala, kampanye dan edukasi kepada anak-anak muda, penanaman pohon, pembuatan lubang biopori, serta sederet kegiatan internasional. "Sebagai anak muda mari kita tunjukkan kecintaan lingkungan melalui aksi. Dunia internasional sudah melihat secara serius gerakan yang dibuat oleh anak-anak muda," kata Adeline.
Berkat kerja kerasnya itu, Yayasan KEHATI memberikan penghargaan KEHATI Award di tahun 2009. Penghargaan yang dilakukan kembali pada Januari 2015 itu merupakan yang pertama bagi Mahasiswi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia itu. Penghargaan pada kategori Tunas KEHATI itu menjadi pembuka jalan terhadap berkembangnya Sahabat Alam dan didapatkannya sederet penghargaan lain, termasuk ASEAN Champions of Biodiversity 2014 ini.
“Sebagai anak muda mari tunjukkan kecintaan lingkungan melalui aksi. Dunia internasional sudah melihat secara serius gerakan yang dibuat oleh anak-anak muda.”
ASEAN Champions of Biodiversity adalah program dari ASEAN Centre for Biodiversity yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2009. Program ini merupakan bentuk penghargaan dan apresiasi bagi inisiatif luar biasa di bidang konservasi ataupun penyebarluasan pengetahuan tentang keanekaragaman hayati.
ASEAN adalah negara yang kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Setidaknya ada tiga negara di kawasan ini yang menyandang predikat negara megabiodiversitas (Indonesia, Philipina, dan Malaysia). Namun, keanekaragaman hayati itu sedang terancam sehingga dibutuhkan tindakan nyata untuk menyelamatkannya, sehingga lahirlah penghargaan ini.
Tujuan dari ASEAN Champions of Biodiersity ini sendiri untuk membentuk kepemimpinan dan juga untuk penyebaran informasi terkait keanekaragaman hayati kepada publik dan media. Penghargaan ini diberikan kepada tiga kategori: sektor usaha atau bisnis, media massa, dan generasi muda.
Pada tahun ini, pemenangnya adalah Adeline Suwana dengan Sahabat Alam, Gabrielle dan Giovana Thohir dengan The Bekantan Twin Project, dan media Philipina Bussines Mirror. "Kepada pemenang saya berterima kasih atas apa yang telah kalian lakukan," kata Direktur Eksekutif ASEAN Centre for Biodiversity, Roberto V Oliva. Dia berharap para pemenang ini tidak hanya menjadi pemenang untuk dirinya tetapi juga untuk orang lain.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS Sembiring, turut merasa bangga terhadap pencapaian Adeline hingga saat ini. "Sahabat Alam telah berhasil memberdayakan anak-anak muda Indonesia untuk terlibat aktif dalam pendidikan lingkungan," katanya. Dia menambahkan bahwa dengan generasi muda yang peduli terhadap lingkungan, maka pembangunan yang berkelanjutan akan bisa dicapai oleh Indonesia di masa depan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR