Menyadari bahwa Pekanbaru sebagai sebuah kota dengan letak geografis yang strategis, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menyatakan bahwa ke depannya Pekanbaru akan dijadikan sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) atau yang lebih dikenal dengan pergelaran pameran dan pertemuan.
Pekanbaru sebagai kota tujuan MICE memang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun belakangan. Banyak hal menurut Firdaus yang menjadi pertimbangannya.
“Tentunya bukan hanya letak geografis saja. Kota ini berada di tengah Sumatera dan termasuk sebagai kota yang dilewati sebagai jalur perdagangan internasional. Tapi sayangnya, ibu kota Riau ini tak seperti kota-kota lain di Sumatera yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),” ungkapnya saat peresmian ska Co Ex Pekanbaru, Selasa malam (25/11/2014).
Dalam kesempatan tersebut beliau juga menekankan alasan mengapa Pekanbaru dianggap berpotensi menjadi kota tujuan wisata MICE di Indonesia. “Kalau Riau kaya dengan minyak bumi dan juga hasil perkebunan, tidak dengan Pekanbaru. Pekanbaru hanya menang dengan wilayahnya yang luas, Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak serta dekat dengan wilayah yang berpotensi menjadi tempat dengan SDA yang berpotensi itu juga kota-kota besar seperti Palembang dan Medan.
Untuk itulah tepat rasanya kalau Pekanbaru yang kerap kali menjadi tempat singgah dapat memberi fasilitas untuk memudahkan mereka yang memiliki kesibukan dekat-dekat sini agar kebutuhan MICE terpenuhi,” urainya.
Lebih lajut, Firdaus menyebutkan bahwa wilayah Pekanbaru dengan luas 632.26 kilometer persegi hampir sama besarnya dengan wilayah Jakarta, hanya saja saat ini yang baru dikembangkan baru lah sebanyak 30 persen saja. Padahal dalam Perencanaan Tata Ruang, kota ini dapat dikembangkan hingga 70 persen dari luas wilayahnya. Sedangkan jumlah penduduk saat ini sudah mencapai 1,1 juta penduduk.
Melihat data ini, Firdaus mengerucutkan kembali apa yang bisa dikembangkan di Pekanbaru. “Menyorot pertimbangan tadi, maka ada beberapa sektor andalan yang dapat dikembangkan. Pertama, sebagai kota yang dipakai sebagai jalur perdagangan internasional menjadikan Pekanbaru sebagai kota yang kuat dalam bidang jasa dan perdagangan. Lalu yang kedua, dapat menumbuhkan gairah pariwisata, khususnya menjadi unggulan dalam bidang pariwisata MICE,” jelasnya lagi.
MICE memang menjadi pelengkap industri pariwisata yang terus menjadi kebutuhan masyarakat modern.
“Pengusaha hotel dan ruang pertemuan ke depannya akan diarahkan agar dapat mendukung proses Pekanbaru yang segera bermetamorfosis menjadi kota tujuan wisata MICE. Fasilitasnya harus dilengkapi sehingga nantinya dapat dikatakan layak,” katanya.
Tak banyak yang tahu, pada tahun 2014 Pekanbaru menjadi kota yang mendapatkan penghargaan dari Menteri Dalam Negeri sebagai kota dengan tujuan investasi terbaik di Indonesia.
Menurut Firdaus, banyak pebisnis dari Amerika yang telah membidik Pekanbaru menjadi kota rekomendasi mereka untuk berinvestasi dalam pembuatan gedung-gedung untuk fasilitas MICE. Itu memang yang menjadi target besarnya nanti.
Menyambung Firdaus, Staf Ahli Menteri Bidang Perlindungan Keanekaragaman Karya Kreatif, Hari Untoro Drajat yang mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya mengamini bahwa perkembangan bisnis hotel dan penginapan sebagai salah satu fasilitas MICE di Pekanbaru digambarkan dengan data yang baik.
“Pada tahun 2013 saja, kota ini sudah memiliki 1.778 hotel berbintang dan 14.007 penginapan non-bintang dengan tingkat hunian yang juga tinggi. Maka akankah lebih baik bila nantinya dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang juga baik,” katanya.
Saat ini, menurut Hari, Pekanbaru berangsur-angsur sudah menyematkan identitas sebagai kota tujuan wisata MICE.
“Sejauh ini daya tarik yang menunjang sudah ada. Baik dari luas wilayah, pembangunan infrastruktur, letak yang strategis. Pelan-pelan gedung-gedung yang akan melengkapi fasilitas MICE juga terus bertambah, belum lagi dengan kelengkapan SDM yang banyak. Maka satu lagi yang penting adalah pemberian branding. Tunjukkan bahwa potensi dan ketertarikan Pekanbaru sesuai dengan branding-nya yaitu kota tujuan wisata MICE,” jelasnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR