Bagi sebagian siswa, mata pelajaran matematika sering menjadi momok sehingga kerap dihindari. Namun, hal itu tidak berlaku Kinanta Arya Bagaswati, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Purwokerto, Jawa Tengah.
Bagi Kinanta, matematika seakan telah menyatu sebagai bagian dari hidupnya. Tiada hari tanpa matematika. Karena itu, dia ia sangat menyukai mata pelajaran yang mengandalkan olah otak dan logika ini.
Berkali-kali mengikuti kejuaraan tingkat nasional maupun internasional, putra pasangan Dinar Aryasena dan Dewi Sekarsari ini kerap meraih medali emas.
Sebut saja pada ajang Korea International Mathematics Competition (KIMC) di Daejeon, Korea Selatan, pada pertengahan Juli 2014 lalu. Ia berhasil membawa pulang medali emas untuk kategori kelompok dan medali perak untuk kategori individu.
Selain itu, Kinanta juga mendapatkan medali emas pada kompetisi International Mathematics Contest (IMC) yang diselenggarakan di Singapura pada 1–4 Agustus 2014. Dia mengatakan, mendapatkan medali emas tidak semata-mata datang begitu saja.
"Saya mempersiapkan diri dengan matang, seperti mengikuti pembinaan dari sekolah," tuturnya.
Sebelumnya, Kinanta juga mengikuti olimpiade di Bulgaria dan Taiwan. Pada dua kompetisi ini, lagi-lagi ia berhasil mengantongi medali. Medali emas saat di Bulgaria dan medali perak ketika berlomba di Taiwan.
Kinanta ialah contoh siswa yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Ia adalah peraih medali emas pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD pada 2011 dan medali perak pada OSN tingkat SMP.
"Prestasi tidak bisa didapat tanpa ada usaha dan giat belajar. Yang tidak boleh dilupakan adalah berdoa," kata Kinanta, yang juga menjadi juara kelas di sekolahnya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR