Baca Juga: Sisa Bir dalam Kendi Tua di Tiongkok Ini Berusia 9.000 Tahun
Mengawetkan bog butter dan selai
Menjaga makanan tetap dingin memang masuk akal, tetapi tidak semua orang memiliki danau di halaman belakang mereka. Mengubur makanan adalah cara lain yang cerdik untuk menjaga makanan tetap segar. penguburan melindungi makanan dari sinar matahari, panas, dan oksigen, yang merupakan penyebab laju pembusukan makanan.
Rawa menawarkan pilihan penguburan daging yang menarik. Rawa adalah lahan basah air tawar dari tanah lunak dan kenyal yang sebagian besar terdiri dari bahan tanaman yang sebagian sudah membusuk, yang disebut gambut. Lingkungan yang sejuk, rendah oksigen, dan sangat asam sangat cocok untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak.
Di Eropa Utara, peradaban kuno akan memasukkan makanan, termasuk mentega, ke dalam rawa untuk mengawetkannya. Para arkeolog telah menarik gumpalan zat lilin seperti parafin dari kotoran yang tergenang air. Para peneliti melakukan analisis kimia pada zat lilin dan mengidentifikasinya sebagai produk susu, memberinya nama aliteratif yang menyenangkan "bog butter."
"Dalam dua atau tiga tahun, lemak dalam mentega segar terdegradasi menjadi komponen penyusunnya," kata Jessica Smyth, asisten profesor di University College Dublin School of Archaeology yang menerbitkan studi 2019 tentang bog butter dalam jurnal Nature. "Anda akan memiliki segumpal asam lemak."
Baca Juga: Keju dari Susu Keledai, Termahal di Dunia dengan Harga Rp16 Juta
Rawa menawarkan komunitas pertanian awal cara untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak, seperti produk susu untuk waktu yang lebih lama. Menurut Smyth, ada sebutan etnografis tentang orang-orang yang mengubur mentega musim panas mereka di rawa untuk disimpan. Mentega yang dikurasi dapat dimakan, tetapi mungkin memiliki rasa tajam dari gambut di sekitarnya yang merupakan rasa yang diserapnya.
"Sangat mudah untuk melihat mentega rawa sebagai anomali atau peristiwa aneh, tapi itu mungkin praktik umum," kata Smyth. "Lahan gambut memberikan jendela ke praktik pertanian prasejarah yang telah lenyap dari dunia."
KOMENTAR