Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan bahwa situasi di Surabaya tetap terkendali. Purnawirawan yang terakhir berpangkat Letnan Jenderal ini pun berharap agar masyarakat tidak terpengaruh dengan peringatan perjalanan Amerika Serikat dan Australia.
"Saya harap masyarakat tidak ikut terganggu oleh peringatan itu," kata Marciano, Rabu (7/1).
Ia berharap masyarakat justru membantu aparat untuk meyakinkan dunia bahwa anggapan Surabaya tidak aman itu tidak benar. Ia menyebutkan bahwa secara umum perkembangan situasi Indonesia memasuki 2015 relatif kondusif dan stabil.
Sebelumnya Amerika Serikat dan kemudian diikuti oleh Australia mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya mengenai potensi ancaman pada kepentingan-kepentingan Amerika Serikat di Surabaya. (Baca di sini)
Menanggapi hal itu, pada Senin (5/1), Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan adalah hak Amerika Serikat mengeluarkan peringatan itu, walaupun "Kota Pahlawan" tersebut sebenarnya aman untuk dikunjungi.
"Terserah saja. Mungkin itu (travel warning) laporan intelijennya. Bagi kita tak ada soal, itu hak mereka," katanya.
Menurut Wapres, Indonesia juga memiliki hak untuk memberi travel warning kepada WNI yang berada di luar negeri jika seandainya memang dinilai tak aman.
Kalla mengatakan kondisi dalam negeri sebenarnya aman dan tak ada keributan. Wapres juga menegaskan tak perlu ada yang dikhawatirkan di dalam negeri, termasuk di Surabaya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR