Menurutnya, Kepulauan banyak merupakan habitat yang baik untuk teripang. Hewan jenis ini dapat berkembang pada dasar laut berpasir, lumpur ataupun dalam lingkungan terumbu karang.
“Wilayah Kepulauan Banyak merupakan wilayah penting dalam perkembangan biota laut seperti ini. Teripang memakan limbah buangan dari jenis hewan lain, dengan demikian perannya sangat penting dalam ekosistem. Namun harus hati-hati, eksploitasi laut secara berlebihan akan mengancam jenis ini,” papar Elfa.
Sayangnya, lanjut Elfa, belum ada teknologi budidaya teripang di Pulau Banyak. Padahal teknologi ini mudah dan murah. Walaupun ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya kondisi perairan yang bersih, sehat dan terlindung dari arus atau gelombang laut.
Menjelang siang, cuaca berubah tiba-tiba, hujan dan angin kencang kembali datang, kami harus segera meninggalkan Salman dan rebusan teripangnya. Dalam perjalanan, kami harus menepi di keramba apung milik Diki. Gelombang laut memaksa kami untuk berhenti.
Diki sedang membilas ikan-ikan karang dari jenis kerapu dengan sejenis bahan kimia anti jamur berwarna biru.
Kami menghabiskan waktu sore itu bersama Diki dan tim saya yang ikut dalam perjalanan itu. Diki bercerita tentang keramba yang menjadi salah satu mata pencarian utama masyarakat di Pulau Banyak. Dia beranggapan, keramba sudah menjadi salah satu mata rantai ekonomi yang penting.
“Setiap keluarga, pada umumnya memiliki keramba.Terlepas dari ukuran besar atau kecilnya,” kata Diki.
Selain itu, katanya, masyarakat juga hidup dari hasil tangkapan langsung di laut.Ada juga yang mulai mencoba membudidayakan rumput laut. Walaupun pariwisata belum menjadi andalan utama Kepulauan Banyak, tapi ada juga sebagian yang bekerja di sektor ini.Sisanya, banyak yang mengandalkan hasil bumi seperti kelapa dan sektor perdagangan.
Menurut Elfa, Kepulauan Banyak berpotensi dikembangkan menjadi sentra perikanan laut. Mengingat posisinya yang sangat strategis bagi perkembang biakan ikan, sekaligus sebagai perlintasan ikan-ikan dari utara ke selatan ataupun sebaliknya di pantai barat Sumatra. Namun, katanya, pemerintah dan masyarakat harus memberikan perhatian serius atas keselamatan wilayah laut.Penangkapan ikan illegal harus ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.Indonesia sudah memiliki kebijakan tentang hal itu.
“Ekosistem di Kepulauan banyak tentu memiliki hubungan dengan ekosistem laut di wilayah lain. Migrasi ikan, arus air laut, angin dan lainnya merupakan faktor penguhubung satu dengan lainnya. Pemerintah juga perlu memperhatikan dan menindak over fishing, penagkapan ikan tak terkendali,” paparnya.
Overfishing, lanjut Elfa, sudah menjadi masalah yang mendunia. Bahkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tahun 2002 sudah merilis data 75% dari perikanan laut dunia mengalami overfishing.
Apa yang dilakukan Salman, Diki dan penduduk lainnya merupakan salah satu upaya memperlambat laju overfishing. Tapi itu saja tidak cukup, Elfa menyarankan agar pemerintah meningkatkan upaya pengamanan kawasan laut sembari membangun sentra produksi perikanan masyarakat.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR