Di Indonesia sepeda bukanlah alat transportasi yang banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Minim sarana, kontur jalan tidak rata, cuaca tidak baik, dan sedikit kepatuhan terhadap lalu lintas membuat semakin enggan untuk bersepeda. Padahal dengan bersepeda dapat membuat seseorang menjadi tetap aktif, bugar dan merupakan gaya hidup yang berkelanjutan
Berbeda dengan bangsa viking yang menggunakan sepeda sebagai transportasi sehari-hari. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari orang-orang viking tanpa ragu-ragu bersepedah dalam keadaan hujan, bersalju, atau angin kencang – pada dasarnya dalam segala jenis musim.
Komunitas Bike2Work meluncurkan gerakan Viking Biking Indonesia bersama-sama dengan Kedutaan Denmark dan Norwegia telah menempatkan bersepedah dalam posisi teratas di agenda mereka. Rencananya akan dilakukan pada 6 Febuari 2015.
“Tujuannya tentu untuk mengajak masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi yang lebih aman, dan ramah lingkunga,” kata Toto Sugito, Ketua Umum Bike2Work Indonesia.
Gerakan Viking Biking Indonesia akan dilaksanakan pada 6 Febuari 2015, dan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, para menteri, politisi, CEO, musisi, dan masyarakat umum untuk bersepeda mengelilingi jalan-jalan di Jakarta.
“Kami mau masyarakat tidak perlu menunggu untuk adanya fasilitas dan sarana yang memadai. Lebih baik langsung menggunakan sepeda sebagai alat alternatif agar masyarakat lainnya ikut tertarik,” ujarnya.
Sekarang coba bayangkan seandainya sepedah menjadi pilihan sarana transportasi yang lebih banyak dikehendaki di kota-kota di seluruh Indonesia dan bagaimana perubahan tersebut dapat menghasilkan dampak yang luar biasa terhadap keterkaitannya dengan lebih sedikitnya jumlah mobil dan polusi udara, kota-kota yang lebih hijau, dan gaya hidup yang lebih sehat. Nilai-nilai tersebutlah yang akan dipromosikan oleh Viking Biking Indonesia.
Gerakan itu akan rutin dijalankan setiap dua bulan sekali di berbagai kota besar di Indonesia.
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR