Tidur merupakan kebutuhan vital manusia, seperti halnya makan. Kebutuhan akan tidur ini berbeda pada tiap kelompok usia karena disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Tidur yang berlebihan sama buruknya dengan orang yang kurang tidur. Karena itu, para ahli dari National Sleep Foundation (NSF) Amerika mengeluarkan panduan durasi tidur sesuai usia. Panduan ini dibuat berdasarkan kajian dari para ahli lintas bidang, mulai dari ahli anatomi, psikiatri, neurologi, dokter anak, dokter kandungan, hingga geriatri (dokter ahli lansia).
Dalam rekomendasi terbarunya, mereka memperluas kelompok usia anak-anak mulai dari bayi berusia 4 bulan sampai 17 tahun. Sementara untuk orang dewasa dimulai dari 18 tahun sampai 65 tahun.
Berikut rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia:
1. Bayi baru lahir (0-3 bulan): durasi tidur diperkecil menjadi 14-17 jam per hari. Sebelumnya 12-18 jam.
2. Bayi usia 4-11 bulan: durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam. Sebelumnya 14-15 jam.
3. Batita (1-2 tahun): durasi tidur ditambah menjadi 11-14 jam. Sebelumnya 12-14 jam.
4. Balita (3-5 tahun): durasi tidur dipersempit menjadi 10-13 jam. Sebelumnya berjumlah 11-13 jam.
5. Anak-anak usia 6-13 tahun: durasi tidur ditambah satu jam, menjadi 9-11 jam. Sebelumnya hanya 10-11 jam.
6. Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka juga ditambah satu jam sehingga menjadi 8-10 jam per hari. Sebelumnya hanya 8,5-9,5 jam.
7. Orang menuju dewasa (18-25 tahun): kategori ini merupakan kategori baru. Durasi tidurnya yakni 7-9 jam per harinya.
8. Orang dewasa (26-64 tahun): durasi tidur tetap, yakni 7-9 jam.
9. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): Kategori baru. Durasi tidur 7-8 jam per hari.
Durasi tidur yang ideal dianggap penting bagi kesehatan karena kurang waktu istirahat satu malam saja bisa mengganggu hormon yang mengatur fungsi nafsu makan. Orang yang sering kurang tidur juga diketahui cenderung lebih gemuk.
Sebuah penelitian tahun 2011 yang dipublikasikan di European Heart Journal menemukan bahwa orang yang tidak cukup waktu tidur memiliki risiko 48 persen terkena penyakit jantung koroner dalam periode 7 sampai 25 tahun. Tak hanya itu, timbul 15 persen risiko meninggal akibat stroke dalam kurun waktu yang sama.
Namun, risiko terhadap kesehatan tak hanya berlaku bagi mereka yang kurang tidur. Masih dalam penelitian yang sama, terlalu banyak tidur (lebih dari 9 jam dalam semalam) menunjukkan risiko 38 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dan 65 persen lebih tinggi terkena stroke.
Dari Fiksi Jadi Memori: Kisah Siti Nurbaya Jadi Identitas yang Kuat di Kota Padang
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR