Lari merupakan olahraga yang cukup banyak diminati saat ini. Berbagai perlombaan lari maupun acara lari massal pun banyak digelar, bukan hanya di jalan protokol tapi juga sampai ke gunung. Meski begitu, jangan asal ikutan tren.
Dokter spesialis kesehatan olahraga Hario Tilarso mengatakan, lari memang mudah dilakukan oleh siapapun. Namun, lari sebaiknya dilakukan sesuai kemampuan. Bagaimana untuk pelari pemula atau yang belum terbiasa lari dan baru ingin mencoba lari?
“Boleh jogging (lari pelan) semampunya atau diselingi dengan jalan kaki. Jangan lari terlalu cepat. Sesuai kemampuan saja dulu,” terang Hario dalam acara di Jakarta, Rabu (4/2)
Saat berlari tak perlu sampai terengah-engah atau kehabisan napas. Jangan sampai dehidrasi. Minumlah sebelum, saat lari, maupun sesudah lari untuk mengganti cairan dalam tubuh. Berhentilah jika kepala terasa pusing.
Biasanya, jika baru pertama kali lari badan akan terasa pegal atau sakit otot yang berlebihan. “Biasanya akan hilang 3-4 hari karena sudah beradaptasi,” lanjut Hario.
Lakukan cukup 15-20 menit dalam sehari. Cobalah 3 kali seminggu terlebih dahulu. Minggu berikutnya, kecepatan berlari dan lamanya lari boleh ditambah. Tambahlah jarak 10 persen dari jarak sebelumnya. Untuk pemula pun bisa mengikuti lari sejauh 5 kilometer. Jika sudah terbiasa lari, koreksi teknik lari apakah sudah benar.
Hario mengatakan, lari merupakan olahraga yang banyak manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Rutin lari dapat menurunkan tekanan darah, menguatkan jantung dan fungsi paru-paru, menurunkan berat badan, dan menurunkan kadar gula darah.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR