Permukaan tanah yang makin rendah dari tahun ke tahun disebut menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta.
Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bambang Surya Putra menuturkan, penurunan permukaan tanah semakin terasa.
"Tanah di Jakarta satu tahun turun 18 sentimeter. Terasa sekali penurunannya. Contohnya saat saya masih kecil dulu, jembatan di dekat rumah yang masih tinggi sekarang sudah dekat sekali dengan air sungai," kata Bambang kepada Kompas.com, Rabu (11/2).
Penyebab penurunan pun beragam. Ada yang menyebutkan karena ekstraksi air tanah yang cukup banyak sehingga lapisan antara tanah bagian atas dengan bawah tidak kuat. Ada yang menyebut karena banyaknya pembangunan menggunakan beton, dan sebagainya.
Jenis tanah di Jakarta sebagian besar, sebut Bambang, adalah tanah lempung. Tanah lempung berbeda dan tidak sepadat jenis tanah yang lain, seperti tanah merah.
Tanah lempung dapat menyerap air hingga kadar tertentu. Jika misalnya terjadi hujan selama empat hari, maka tanah lempung dapat jenuh dan tidak bisa menyerap air lagi. Hal ini diperparah dengan banyaknya pembangunan dengan beton dan aspal.
Turunnya permukaan tanah menyebabkan air mudah sekali tertampung di Jakarta. Oleh karena itu, peran pompa sangat besar dalam mengatasi banjir. Pompa pun harus selalu hidup pada musim hujan seperti sekarang ini.
"Drainase harus lancar, bebas dari sampah dan lumpur. Pompa juga harus lancar," tambah dia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR