Kereta perlahan melaju meninggalkan stasiun utama di Kuala Lumpur. Moncongnya menuju ke utara yang berbatasan dengan Selangor. Saya satu dari sekian banyak orang yang mengarahkan langkah menuju Batu Caves yang sedang bergelora.
Bau dupa menyeruak menusuk hidung saat pintu kereta terbuka. Suara laju kereta sekarang berganti dengan hingar-bingar alat musik gendang khas India. Ribuan orang berkumpul untuk membayar nazar dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang sudah dilakukan. Inilah Thaipusam, hari nan ditunggu-tunggu pada bulan kesepuluh dalam penanggalan Tamil oleh umat Hindu Tamil.
Saya menyelinap diantara ribuan orang, menelisik tempat ini. Menyusuri persiapan warga dalam menyambut perayaan. Tua dan muda membersihkan diri lalu memberikan serbuk bewarna ke kepala mereka.
Perayaan dilanjutkan dalam iring-iringan menuju kuil yang terletak di dalam gua Batu Caves. Beberapa orang menusukkan besi tajam ke tubuh mereka, sebagian lainnya mengusung kavadi, terbuat dari kayu dan besi yang di atasnya terdapat patung Dewa Murugan. Konon, kemenangan Dewa Murugan melawan pasukan tentara nan jahatlah yang menjadi tonggak perayaan acara Thaipusam.
Inilah cerita hingar-bingar nan khidmat perayaan Thaipusam di Batu Caves. Perayaan dimana niat, memohon pengampunan dosa, dan rasa syukur melebur menjadi satu.
Penulis | : | |
Editor | : | Prana Prayudha |
KOMENTAR