Di Thailand, orang-orang yang sudah tidak muda lagi, seperti pejabat pemerintahan dan pemimpin LSM, ikut sibuk jelang Hari Kasih Sayang atau Valentine yang jatuh pada Sabtu besok (14/2). Mereka berkampanye habis-habisan mendorong remaja menghindari remaja menghindari seks pada Hari Valentine.
Thailand menyandang predikat sebagai negara dengan angka tertinggi kehamilan remaja di Asia Tenggara, menurut para pejabat kesehatan masyarakat.
Guna menekan angka kehamilan pada remaja, Pemerintah Kota Bangkok pun membagikan 3.500 kondom menjelang Valentine di sejumlah klinik. Tahun ini pemerintah Thailand akan menyediakan 3,5 juta kondom di puluhan klinik dan 10 rumah sakit.
Lembaga Pusat Promosi Moraldi Bangkok, Rabu (10/2) silam, meluncurkan gerakan "Hanya Makan Malam Saat Valentine". Intinya, kampanye ini mengingatkan remaja menghindari situasi-situasi yang dapat menggoda mereka berhubungan seks.
Berbagai kampanye mengemuka di tengah hasil survei media yang menunjukkan remaja di Thailand memilih Valentine sebagai hari yang tepat untuk melepas keperawanan. "Sekitar 83 persen remaja Thailand merencanakan berhubungan seks saat Valentine," tutur pemimpin LSM itu, Sin Suesuan.
Polisi Bangkok juga meminta orangtua lebih aktif mencegah hubungan seks yang dilakukan kaum remaja.
Sementara seorang pejabat pemerintah Kota Bangkok, Pirapong Saicheua, kepada kantor berita Reuters mengatakan, "Anak-anak muda yang berpacaran dan saling kasmaran, lebih baik pergi jalan-jalan atau ke vihara untuk berdoa."
Organisasi pemuda di Thailand meluncurkan pula kampanye bertajuk "14 Tanpa Alkohol" yang mengacu pada hari 14 Februari tanpa minuman beralkohol. Dia mengatakan dari riset terhadap 1.000 orang yang mereka lakukan baru-baru ini, lebih 50% orang yang melakukan hubungan seksual setelah mabuk. Dari jumlah ini, satu dari empat orang tidak menggunakan kondom.
Untuk meredamnya, kelompok yang bermarkas di Chiang Mai ini menulis surat kepada wali kota setempat, berisi seruan agar tidak menjual minuman beralkohol di kafe-kafe pada Hari Valentine.
Sejumlah komentar di Facebook BBC Thailand menanggapi seruan ini, antara lain dengan mengatakan yang penting adalah perlindungan bukan pelarangan.
Anyanee Terkelsen menulis, "Sulit untuk melarang anak muda untuk tidak melakukan hubungan seksual. Yang perlu dipastikan mereka melakukannya secara aman."
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR