Kota Anging Mamiri, begitulah sebutan untuk ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Julukan tersebut diambil dari lagu daerah yang berarti "angin bertiup". Terletak di dekat pantai, Kota Makassar hanya berjarak 20 kilometer dari Bandara Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, pada tahun 2014, sekitar 3.051.000 wisatawan berkunjung ke kota ini untuk berwisata.
Jika Anda punya waktu sehari atau sedang transit di Makassar, berikut beberapa wisata yang dapat dikunjungi dalam sehari.
Bersantai di Benteng Fort Rotterdam
Benteng Ujung Pandang, begitulah nama benteng ketika masih dijadikan sebagai markas pasukan Kerajaan Gowa. Benteng yang dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh Raja Gowa ke-9, dapat menjadi obyek wisata yang Anda kunjungi. Luas bangunannya mencapai 3 hektare.
Jika dilihat dari atas, benteng yang juga tempat pembuangan Pangeran Diponegoro ini berbentuk seperti penyu. Raja Gowa membangun dengan alasan Kerajaan Gowa dapat berjaya di laut maupun di darat seperti hewan penyu yang dapat hidup di dua habitat.
Benteng Fort Rotterdam tidak memungut biaya apapun jika Anda ingin memasuki bangunan bersejarah ini. Sambil menunggu senja, Anda dapat duduk santai di pelataran bangunan maupun di luar dengan ditemani angin laut yang bertiup sejuk.
Mengunjungi Museum La Galigo
Terletak di dalam Benteng Fort Rotterdam, museum ini menawarkan koleksi museum seperti perjalanan sejarah Benteng Ujung Pandang, lukisan prasejarah, alat batu prasejarah, koleksi kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan seperti Kerajaan Luwu, Bone, dan Gowa, koleksi alat pertanian, pelayaran, baju adat, dan benda-benda pusaka lain.
Untuk menuju museum yang diambil dari nama karya sastra klasik dalam bahasa bugis ini, Anda dapat menuju Fort Rotterdam yang berlokasi di Jalan Ujung Pandang Nomor 2, Makassar. Dari pintu gerbang benteng, bangunan museum berada di sisi kiri.
Harga tiket masuk museum sebesar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Jam buka museum mulai dari hari Senin-Minggu mulai pukul 08.00 samapi 16. 00 WITA.
Berfoto di Anjungan Pantai Losari
Belum lengkap rasanya pergi ke Makassar jika tak berkunjung ke ikon kota Makassar yaitu Pantai Losari. Berfoto di depan tulisan Pantai Losari yang berada di ujung anjungan merupakan ritual wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Makassar.
Selain tulisan Pantai Losari, Anda dapat menemukan tulisan seperti Mandar, Bugis, City of Makassar, Toraja, dan Bugis.
Anda dapat berkunjung ketika sore hari ataupun malam hari. Malam hari di sekitar anjungan, terdapat penyewaan mainan untuk anak-anak seperti mobil-mobilan dan otopet.
Jika Anda pemburu matahari terbenam, di Pantai Losari adalah pilihan yang tepat karena menghadap langsung ke arah barat. Tidak ada biaya yang dikeluarkan jika ingin berkunjung ke sini.
Menikmati Kuliner Pisang Epe dan Sarabba
Di dekat Anjungan Pantai Losari, Anda dapat mencicipi salah satu kuliner khas Makassar yaitu Pisang epe beserta teman menyantapnya yaitu sarabba. Proses pembuatan pisang epe adalah dipanggang menggunakan arang.
Sementara pisang yang digunakan ada pisang epe. Setelah dipanggang, pisang akan ditekan hingga pipih kemudian dilumuri dengan pilihan saus seperti gula merah, durian, cokelat, dan keju.
Ketika masih panas, pisang epe cocok disantap dengan sarabba. Sarabba merupakan minuman hangat khas Makassar yang juga berguna meningkatkan stamina, melancarkan peredaran darah, mengatasi perut kembung, dan mengobati influenza. Berbahan dasar gula merah, jahe, santan, susu, garam, merica, biji pala, dan kayu manis, minuman ini dapat Anda coba ketika berada di Kota Makassar.
Menyantap Palubasa
Kuliner di Makassar memang tak ada habisnya. Ada satu jenis kuliner berkuah yang mirip dengan coto makassar. Kuahnya terasa lebih beraroma, santannya lebih kental, dan serbuk kelapa sangrai terasa menyatu. Anda dapat memilih daging atau ditambah jeroan seperti paru, hati,dan usus untuk isi Palubasa. Anda juga akan ditawari telur kuning untuk campuran Palubasa.
Untuk menyantap kuliner ini, Anda dapat datang ke Jalan Serigala, Makassar. Terletak di pinggir jalan yang tak terlalu besar, tempat makan ini buka pukul 11.00 WITA – 22.00 WITA. Cukup merogoh kocek sebesar Rp 30.000 untuk satu porsi palubasa beserta es teh manis. Warung Palubasa ini selalu ramai dikunjungi. Dengan hanya kapasitas sekitar 40 orang, pengunjung rela mengantre. Jika Anda tidak mau kehabisan, datanglah lebih awal.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR