Sabtu (21/2), penerbangan Lion Air di sejumlah bandara mulai normal, tetapi masyarakat tetap menunggu penjelasan mengenai penyebab kisruh penundaan dan pembatalan penerbangan maskapai tersebut. Penjelasan yang diterima masyarakat tidak memuaskan.
Berbagai kalangan meminta agar Lion Air dan pemerintah menjelaskan penyebab kisruh penerbangan tersebut di beberapa kota karena hal yang sama pernah terjadi pada 2013.
Publik, melalui situs www.change.org, menggalang dukungan untuk meminta Lion Air dan pemerintah menjelaskan penyebab keterlambatan dan pembatalan penerbangan selama tiga hari itu. Hingga semalam sudah 9.942 warga yang menandatangani petisi tersebut.
Pada September 2013, sejumlah penerbangan Lion Air di beberapa kota, seperti Makassar, Jakarta, Yogyakarta, dan Denpasar, mengalami penundaan dan pembatalan. Penyebab kejadian itu hingga kini juga tak diketahui. Saat itu banyak spekulasi mengenai penyebab kisruh maskapai penerbangan ini, mulai dari pilot yang mogok hingga suku cadang pesawat yang tertahan di bea dan cukai. "Mana pernah mereka kasih informasi kalau ada apa-apa," ujar Rusli, calon penumpang di Batam. Para penumpang menduga alasan kerusakan pesawat hanya mengada-ada karena keterlambatan sudah terjadi sejak Rabu lalu.
Imran, calon penumpang di Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan, maskapai Lion Air harus dievaluasi menyeluruh.
"Kalau penumpangnya hampir terlambat sedikit saja, pihak maskapai mempermasalahkan. Tapi, kalau terlambat berangkat, penumpang tidak mendapat penjelasan memuaskan," katanya.
"Ini mengecewakan. Penumpang yang proaktif bertanya, bukan pihak maskapai yang menjelaskan penyebab keterlambatan," kata Syaiful, calon penumpang lain.
Untuk mendesak
Di kalangan masyarakat dan media sosial beredar spekulasi mengenai penyebab kisruh itu, mulai dari pegawai yang mogok, kekurangan pesawat, hingga jumlah tempat duduk yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah tempat duduk yang tersedia. Bahkan, ada juga yang menyebutkan kasus ini menjadi bagian dari upaya untuk mendesak pemerintah agar Lion Air mendapat izin rute baru.
Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait membantah dugaan ada pilot yang mogok. Ia menjelaskan, kerusakan pesawat menjadi penyebab penundaan dan pembatalan penerbangan.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, ketika dikonfirmasi, membantah mengenai kemungkinan ada tekanan dalam penanganan kasus ini. "Saya tidak bisa ditekan. Keselamatan penumpang adalah nomor satu," katanya.
Ia menambahkan, sanksi sudah diberikan kepada Lion Air, yaitu memberikan surat peringatan dan pembekuan izin rute baru hingga maskapai penerbangan itu bisa memaparkan standar penanganan krisis. Ketika ditanya mengenai penyebab kisruh, Jonan mengatakan, yang terpenting saat ini penerbangan kembali normal.
!break!Pemerintah perlu tegas
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR