Pernahkah anda mengalami sleepwalking?
Menurut Dr. Charlene Gamaldo, seorang direktur kesehatan di Johns Hopkins Center for Sleep, perilaku ini termasuk kategori parasomnia, yakni perilaku tidak biasa yang dilakukan ketika manusia dalam keadaan tidur.
Parasomnia sendiri dapat berupa sleepwalking (tidur sambil berjalan), mimpi buruk, agresi tidur (sleep aggression) dan juga sleepsex (sexsomnia).
Ketika anda mengalami parasomnia, tubuh anda akan mengikuti intuisi alam bawah sadar atau yang disebut sebagai halusinasi. Halusinasi tersebut yang "menuntun" tubuh anda untuk bangun dari tempat tidur dan melakukan hal-hal di luar kesadaran.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat anda ketahui tentang sleepwalking atau tidur berjalan:
"Umumnya, segala kegiatan parasomnia terjadi pada saat tubuh sedang dalam kondisi sepertiga waktu tidur, yakni ketika manusia sedang berada pada stase tidur non-REM (waktu tidur tanpa mimpi)," jelas Gamaldo. Jika sleepwalking terjadi pada stase REM sleep, maka perilakunya disebut mengigau. Perilaku yang terjadi saat REM sleep dapat dikategorikan sebagai REM behavior disorder atau RBD, yang kemudian dapat disinyalir sebagai gejala gangguan neurodegeneratif seperti Parkinson atau gangguang mental Lewy (Lewy body dementia).
Seorang pelaku sleepwalking, Catherine Losurdo (24), pernah mengalami sleepwalking saat sedang menginap di suatu hotel di Spanyol. Pada malam hari, ia keluar dari kamar dan turun menuju meja resepsionis di lobi, lalu kembali lagi ke kamar setelah meminta sang resepsionis menelfon kamarnya. Keesokan paginya, ia tidak ingat akan apa yang ia lakukan.
"Meskipun kejadian yang terjadi saat anda mengalami sleepwalking sangat menghebohkan di kala itu, anda tidak akan mengingat segala yang terjadi karena saat itu tubuh berada pada stase non-REM." Jelas Gamaldo.
Berbeda dengan kegiatan yang dilakukan saat manusia pada stase REM, pelaku sleepwalking cenderung melakukan segala kegiatan saat sleepwalking dalam keadaan mata terbuka.
Ketika anda melihat teman anda sedang berjalan dalam tidurnya, perlu diingat bahwa mereka sedang dalam keadaan dimana tubuh tidak bisa merespon dengan baik, dan cenderung agresif jika diganggu. "Lebih baik menuntun mereka kembali ke tempat tidur, daripada membangunkan mereka dalam keadaan bingung dan cemas," tutur Galmado.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR