Selama abad ke-20 penggelapan matahari oleh bulan sudah terjadi sebanyak 238 kali, tetapi dari serangkaian peristiwa itu hanya 66 kesempatan yang akan menjadikannya gerhana yang sempurna atau kita kenal sebagai Gerhana Matahari Total.
Peristiwa ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada posisi yang sejajar dan bayangan Bulan jatuh pada Bumi. Beruntungnya Indonesia menjadi negara yang dilintasi jalur gerhana tersebut. Pada 9 Maret 2016, proses Gerhana Matahari Total akan dimulai, tepat ketika sentral bayangan bulan menyentuh permukaan bumi. Dengan kecepatan 1.200km/jam bayangan tersebut merambat dari barat menuju timur Indonesia.
Titik tengah bayangan itu akan melintas wilayah selatan Indonesia, Pulau Siberut pada pukul 06.00 WIB. Kemudian perjalanan pita Gerhana Matahari Total itu menuju Bengkulu pukul 06.30 WIB, berlanjut hingga ke Pulau Bangka , Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan akhirnya berbelok ke timur laut memasuki Sulawesi Tengah. Peristiwa ini akan berakhir pada pukul 08.00 WIB, ketika bayangan meninggalkan daerah Maluku.
“Totalitas gerhana, yakni ketika piringan kelam bulan menutup dengan sempurna matahari akan terjadi pada pagi hari, tepatnya pukul 07.15 WIB” ujar Prof. Dr. Bambang Hidayat dalam lokakarya penyambutan Gerhana Matahari Total 2016.
Sayangnya, seluruh wilayah Indonesia ini tidak bisa menikmati gerhana matahari yang sempurna tetapi hanya sebagian saja. “Adapun wilayah-wilayah yang dapat menyaksikan sempurnanya gerhana matahari ini adalah Lubuk Linggau, Palembang, Toboali, Koba, Manggar, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Sampit, Palu, Poso, Ternate, Tidore, Sofifi, Jailolo, Kao, Maba.” jelas Avivah Yamani selaku salah satu peneliti GMT 2016 di kota Maba.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR