!break!
Gunung dan peradaban
Minimnya perhatian negeri ini terhadap gunung api sesungguhnya merupakan ironi. Padahal, bencana letusan gunung api merupakan bagian tak terpisahkan bagi kebudayaan, bahkan telah menjadi generator perubahan politik-ekonomi.
Menurut sejarawan Sartono Kartodirdjo (1966), letusan Gunung Krakatau telah melahirkan pemberontakan petani melawan Belanda. Peter Carey (2013) juga mencatat, letusan Merapi pada 1822 membangkitkan harapan rakyat akan datangnya Ratu Adil menjelang pecahnya Perang Jawa. Pangeran Diponegoro menganggap letusan Merapi sebagai penanda bahwa saatnya telah tiba. "Sambil menyaksikan gunung (Merapi) terbakar dan bumi bergoyang, ia tersenyum dalam hati karena maklum bahwa peristiwa ini adalah pertanda amarah Allah," tulis Carey.
Tak bisa dimungkiri, bencana alam memang memiliki daya ubah. Di Eropa, letusan Tambora telah melahirkan kebudayaan baru, mulai dari seni lukis, sastra, hingga temuan sepeda. Di Indonesia, selain karya Ganesh TH dalam seri komiknya tentang Si Buta dari Goa Hantu dengan edisi khusus "Manusia Serigala dari Gunung Tambora", nyaris tak ada literasi modern yang merekam peristiwa dahsyat ini. Sungguh ironis.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR