Peneliti menemukan bahwa risiko autisme lebih tinggi jika anak dilahirkan dari ibu yang masih berusia remaja atau ibu yang sudah terlalu tua, yang jarak umurnya dengan sang anak jauh berbeda.
Analisa dilakukan dengan melihat data dari 5,7 juta anak di lima negara. Dari situ, terlihat bahwa anak yang menderita autisme terlahir dari orangtua berumur 40 hingga 50 tahun.
Salah satu pemimpin studi, Sven Sandin, mengatakan bahwa meski usia orangtua menjadi salah satu faktor penyebab tingginya risiko autisme, mayoritas anak yang terlahir dari orangtua yang sudah tua maupun muda akan tumbuh secara normal,” jelasnya, seperti yang dikutip Science Daily, Selasa (9/6). Namun, sejumlah penelitian yang dilakukan sebelumnya mengungkap bahwa umur orangtua yang memengaruhi risiko autisme bisa berbeda, misalnya, risiko anak menjadi autis karena terlahir dari ayah yang berumur tua, bukan karena umur sang ibu, atau sebaliknya.
Dari hasil studi yang dimuat di jurnal Molecular Psychiatry tersebut, berikut adalah hasilnya:
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR